Mohon tunggu...
M. Imaduddin Nasution
M. Imaduddin Nasution Mohon Tunggu... -

Executive Director of the Center for Minority Rights-Research and Advocacy Office blog: cemirrafoundation.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Penyerangan Az-Zikra, Cemirra: Bukti Bahwa Minoritas Juga Bisa Menyerang

16 Februari 2015   10:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:07 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyerangan terhadap  Kompleks Az-Zikra milik Ustadz Arifin Ilham rupanya mengundang perhatian banyak pemerhati hubungan minoritas-mayoritas. Pasalnya serangan dilakukan setelah adanya spanduk penolakan Syiah di lingkungan Perumahan Az-Zikra tersebut. Adanya penyerangan yang diduga dilakukan oleh kelompok Syiah ini, tentunya menunjukkan bahwa kelompok minoritas juga dapat melakukan serangan terhadap kelompok mayoritas.

Center for Minority Rights-Research and Advocacy (Cemirra), melalui Direktur Eksekutifnya, Imaduddin Nasution, mengingatkan bahwa serangan tersebut dapat dipicu oleh beberapa sebab. “Jadi belum tentu spanduk itu. Karena spanduk yang menolak Syiah itu kabarnya sudah lama.” Ungkap Bang Imad, panggilan akrab Imaduddin Nasution. Menurut Bang Imad, dalam kasus penyerangan ini, terdapat kemungkinan adu domba Sunni-Syiah atau bisa jadi sebatas pengalihan isu dari kasus KPK-Polri.

“Pengalihan isu, bisa. Bisa juga memang adu domba. Ini perlu dipelajari lebih lanjut.” Ungkapnya. Bang Imad menegaskan bahwa Islam itu satu dan tidak boleh terpecah belah. Namun perlu diakui juga bahwa dalam Islam memang terdapat berbagai aliran dan gerakan. “Religious movements itu pasti ada. Tapi persatuan umat itu nomor satu.” Jelasnya saat ditemui di Sekretariat Cemirra yang baru di kawasan Pancoran Mas, Depok. Sementara itu, sumber lain di Cemirra mengungkapkan bahwa isu Sunni-Syiah bukanlah isu lama, sehingga konflik agama seperti ini memang mudah terjadi.

“Konflik agama dalam internal Islam memang mudah terjadi. Tapi kami menghimbau segenap pihak untuk dapat menahan diri.” Terang Bang Imad dan diiyakan oleh rekan-rekan Cemirra yang lain. Bagaimanapun juga, persoalan mayoritas-minoritas ini tidak selalu berarti penindasan kelompok minoritas terhadap mayoritas. “Jadi minoritas juga memang bisa menyerang. Contoh kasus terbesar itu apartheid di Afrika Selatan itu.” Tutup Bang Imad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun