Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Penulis - Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Hujan Rintik ke Mie Bhieng: Cerita Pejuang Demokrasi KIP Pijay dalam Secangkir Kopi

3 Oktober 2024   00:19 Diperbarui: 3 Oktober 2024   03:08 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu, hujan rintik membasahi tubuh turun perlahan, membasahi tanah Pidie Jaya yang sejuk. Di bawah langit yang kelabu, sekelompok pejuang demokrasi sedang berkumpul di sebuah warung kopi sederhana. Aroma kopi yang khas dan kehangatan dari sepiring Mie Bhieng menjadi teman setia mereka, yang tengah berbincang sambil menikmati detik-detik sejenak setelah perjuangan panjang mempersiapkan Pilkada. Mereka adalah orang-orang yang tidak hanya bergelut dengan angka dan data, tetapi juga dengan prinsip dan integritas dalam menjaga jalannya demokrasi.

Dokpri 
Dokpri 

Di antara mereka, Maimun pria kelahiran Mullieng Beureunuen, menjadi figur sentral yang menjaga agar setiap langkah dalam Pilkada tetap berada di jalur yang benar. Sebagai Kasubbag SDM dan Hukum KIP Pidie Jaya, Maimun memiliki tanggung jawab besar. Tidak hanya sebagai pengatur teknis, tetapi juga sebagai penanggung jawab moral bagi jalannya proses pemilihan yang adil dan bersih. Ketegasannya dalam mengelola peraturan, serta kemampuannya mengatasi setiap tantangan, menjadikannya pemimpin yang dihormati oleh rekan-rekannya.

Bersamanya, ada Pak WA (Safrizal), seorang ahli dalam Siakba dan SIMPEG, yang lebih dikenal dengan keterampilan teknisnya dalam mengelola sistem informasi. Meskipun terkenal dengan gaya yang sederhana dan kesibukan sehari-hari, Pak WA adalah otak di balik pengelolaan data dan informasi, memastikan semua sistem berjalan tanpa gangguan. Pak WA, yang berasal dari Panteraja, memiliki cerita masa lalu yang tidak banyak diketahui orang, yakni pernah beberapa kali berusaha menjadi anggota Kopassus, namun kegagalannya justru menjadi batu loncatan yang lebih besar untuk kesuksesannya di dunia demokrasi bahkan sang bidadarinya asal negeri aulia itu berkah perjalanannya meniti karir bersama Syahridal sahabat setanah aiar dan seperjuangan sebagai pejuang demokrasi.

Mie Bhieng (Dokpri)
Mie Bhieng (Dokpri)

Keberadaan mereka tidak lengkap tanpa peran dari sosok-sosok penting lainnya. Ada Bustami, seorang pejuang Pilkada yang gigih dan penuh semangat, serta Bang Jaja, seorang figur senior di dunia Saksana yang selalu membawa prinsip dalam setiap keputusan. Keberanian dan pengalaman mereka membuat Pilkada di Pidie Jaya berjalan dengan penuh integritas. Zarius , yang dikenal sebagai penyelesai masalah, hadir untuk memberikan solusi ketika krisis menghadang. Bersama dengan jagat Saksana lainnya mereka menjadi kombinasi yang solid dalam menjaga stabilitas dan kelancaran proses pemilu.

Selain mereka, ada juga Tgk Helmi pimpinan Ansor Banser yang memiliki peran penting sebagai Humas KIP Pidie Jaya. Keterlibatannya dalam mengedukasi dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat sangat berharga dalam memastikan transparansi pemilu. Gaya komunikasinya yang lugas dan mudah dimengerti membuat informasi yang disampaikan semakin jelas dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. Di malam yang penuh keakraban itu, Tgk Helmi menambahkan semangat dalam diskusi hangat tentang masa depan demokrasi di Pidie Jaya.

Tak ketinggalan, hadir pula Fendi Satria atau yang akrab disapa Bang Pen pria handsome kelahiran Pantai Barat Selatan. Sosok berkacamata ini dikenal sebagai pejuang demokrasi yang sudah berpengalaman menangani keuangan pemilu. Keahliannya dalam menganalisis dan mengelola dana pemilu menjadikannya salah satu tokoh yang paling dihormati di lingkungan KIP. Dalam setiap percakapan, Bang Pen selalu memberikan perspektif yang tajam, memadukan antara analisis dan humor dalam menjaga semangat kerja tim.

Malam itu, mereka duduk bersama, berbincang dan berbagi cerita. Sejenak, mereka melepas penat setelah hari-hari penuh tekanan dalam mempersiapkan berbagai tahapan Pilkada. Mulai dari sosialisasi masyarakat, verifikasi data pemilih, hingga pengawasan lapangan. Semua proses ini memerlukan ketelitian, kehati-hatian, dan yang paling penting, komitmen untuk menjaga keadilan serta transparansi. Tanpa komitmen ini, seluruh proses demokrasi bisa dengan mudah digoyahkan oleh kepentingan-kepentingan tertentu.

Dokpri 
Dokpri 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun