Sosok berkacamata sepanjang hidupnya didekasikan untuk mengabdi mendidik anak-anak hingga kini masih dipercayakan di bawah dinas pendidikan menjadi orang penting di jajaran dunia pendidikan tersebut, namun semangat dan jiwanya seperti anak muda berjibaku di dunia literasi meskipun usianya sudah setengah abad.
Ketekunan dan kemauan serta semangat yang membara masih mampu meraih sang juara di berbagai event literasi bukan hanya tingkat daerah bahkan nasional. Siang dan malam terkadang malam laksana siang demi  menuntaskan berbagai rangkaian lomba dan tugas yang di gelutinya. Tidak ada yang tidak mengenal dengan sosok wanita yang satu ini yang kerap menjadi langganan juara nasional di event karya tulis. Bahkan keramahtahannya dan peduli terhadap sesama namun tegas dan disiplin menjadi "pakaian" kesehariannya. Who is she?
Pengawas yang merupakan magister pendidikan di Disdik Lhokseumawe itu baru-baru ini menutup akhir tahun berhasil meraih preo penulis terbaik dan pelatih nasional SaguSaku(Satu Guru Satu Buku) IGI pada Simposium Nasional Gardaku (Guru Terdepan Menulis Buku Pendidikan) Indonesia yang digelar di Banten tepatnya Villa My Posita Anyer Resort pada tanggal 21-23 Desember 2020.
Keberhasilan tersebut diraihnya atas prestasi menulis beberapa buku dengan menggunakan logo IGI dan SaguSaku dan aktif dalam GELIS sejak 2018.
Warga komplek mutiara indah Lhokseumawe itu pada kegiatan tersebut meluncurkan buku terakhir di penutup tahun 2020 berjudul "Manyak dari Gle Kuprai".
Segudang prestasi wanita enerjik dan produktif ini telah diraihnya dan mungkin ditulis diruang ini yang ditoresnya sejak sebelum tsunami hingga saat ini, diantaranya
1. Juara 1 menulis guru dan kepala sekolah Kota Lhokseumawe tahun 2002
2. Juara 1 Menulis Guru/ Kepala Sekolah 2003 tingkat provinsi
3. Juara tiga nasional sayembara penulisan naskah bacaan SD Kategori non-fiksi tahun 2008
4. Dan lainnya
Coba lihat, itu saja pra tsunami, kalau ditulis satu persatu tidak muat di ruang ini hingga tahun 2020 ini.
Wanita yang pernah merasakan dan meleburkan diri dalam dunia relegi di penjara suci dunia kota Santri Samalanga Dayah MUDI Samalanga beberapa tahun silam itu secara tidak langsung telah memberikan suatu pelajaran untuk kita terutama yang masih muda dan remaja baik guru, dosen dan lainnya untuk terus berkarya dan berjihad melakukan kebaikan dan perbaikan, jangan cepat puas dan menyerah, semakin banyak tantangan juga kebahagiaan dan kepuasan hati meraih prestasi sangat terasa dalam menikmatinya terutama dunia literasi.