Mohon tunggu...
Henrico Fajar
Henrico Fajar Mohon Tunggu... Lainnya - Bergiat di SPEK-HAM

Terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Tua yang Sesungguhnya

17 Maret 2021   15:08 Diperbarui: 17 Maret 2021   15:11 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambaran perkawinan yang selalu dipenuhi dengan sukacita dan kebahagian tiada akhir, sepertinya ini perlu diluruskan kepada anak-anak kita. Siap menikah berarti siap untuk hidup saling bertanggungjawab, menghadapi tantangan hidup bersama yang tentu saja tidak mudah untuk dijalani dan dilalui. Menunda menikah sampai cukup umur tentu saja bukan hanya dimaknai sekedar memenuhi syarat sesuai undang-undang. Menunda bisa dimaknai untuk menyiapkan diri dengan menempuh pendidikan yang sesuai, bekerja atau berwiraswasta sebagai persiapan dari sisi ekonomi. Persiapan mental dan spriritual juga sangat dibutuhkan.   

Kedua, jaga keharmonisan rumah tangga. Keluarga menjadi rumah yang nyaman bagi penghuninya. Anak tentu saja membutuhkan relasi yang hangat dengan orang tua dan orang-orang yang ada di dalam rumah itu. Saat penghuni di dalam rumah mengalami konflik, maka harus segera diselesaikan. Anak membutuhkan contoh relasi dan interaksi yang saling mencintai dan menyayangi dari orang-orang terdekat, terutama orang tua.

Jangan sampai anak menjadi tidak betah di rumah, lalu mencari seseorang yang seolah-olah mengayomi padahal dia menjerumuskan ke dalam lembah yang kelam. Bisa jadi ini menjadi awal dari masalah yang bisa berujung pada relasi personal yang tidak setara. Kekerasan seksual mungkin sekali terjadi.

Ketiga, memberikan pendidikan seksualitas sedini mungkin. Masih banyak Orang tua yang menganggap tabu saat membicarakan seksualitas. Padahal anak membutuhkan ruang komunikasi untuk mendiskusikan seksualitas dan kesehatan reproduksi. Misalnya saat anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Pada saat ini mereka butuh pendampingan, butuh ruang untuk diskusi. Pada masa pubertas secara psikologis mereka mulai menyukai lawan jenisnya. Ini sebenarnya yang perlu dikelola dengan baik, supaya remaja mampu mengendalikan hasrat seksualnya dengan baik dan mampu mengalihkannya ke kegiatan lainnya. Ingat, bahwa perkawinan anak terjadi sebagian besar karena Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Maka jadilah orang tua yang sesungguhnya yang melindungi anak-anak kita.

Pengirim:

Henrico Fajar Kristiarji Wibowo/henricofajar27@gmail.com bangfajar41@yahoo.com

HP: 085643207860                                              

Bergiat di SPEK-HAM yang beralamat di Jl. Srikoyo No. 20 Karangasem, Laweyan, Surakarta.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun