Mak, tubuhmu mungil Tapi kau sanggup sembilan kali hamil Mak, sekolahmu tidak tinggi Tapi akhlakmu sanggup memadamkan api Mak, hidupmu melarat Tapi jiwamu lebih kaya dari konglomerat Mak, ketika ibu yang lain diluar sana sibuk menonton gosip Kau berkhalwat sendiri dipojok kamarmu dan larut dalam airmata dzikirmu Mak, ketika ibu yang lain diluar sana sibuk mencari kesenangan Kau bercucuran keringat untuk makanmu hari ini Mak, ketika ibu yang lain diluar sana sibuk mencari kasur empuk untuk anak mereka Kau duduk dibale reot ini untuk menjahit selendang lusuhmu untuk mengayunku OOOhh Mak, Hanya selendang lusuh yang penuh tambalan itu kekayaanmu, Dan selendang lusuh itu yang setia menjadi tempat tidurku dalam ayunanmu, Tapi aku bangga padamu mak, Setiap hari kau gendong aku dengan selendang lusuhmu hingga merapatkan telingaku dengan jantungmu, merdu sekali suara jantungmu mak, lebih merdu dari musik apapun didunia ini, bathinmu dan bathinku menyatu erat terikat oleh selendang lusuhmu mak....dan tidurku tenteram dalam pelukan hangatmu... Mak, selendang lusuhmu lebih berharga dari medali emas yang menimbun, Lebih lembut dari selendang sutera manapun, lebih hangat dari selimut tebal mahal sekalipun...karena selendang lusuh itu, adalah bukti kehormatanmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H