Ketika saya meneluri jalan itu,
Apa yg saya lakukan.
Hanya satu, saya terus memandang dan memandang, diam dgn seribu pemikiran. Pada akhirnya saya tidak menemukan satu katapun. Saat itu, satu kesimpulan dan jawaban yg saya punya. Oh, inspirasi itu hilang. Aku bagaikan kapal yang berlayar tanpa angin, bagaimana aku bisa berjalan, sedangkan aku tak punya mesin. Hanya anginlah yg bisa mengerakkan layar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!