Menyambut Tahun Baru Hijriah 1445 , masyarakat adakan pawai Obor. Pawai Obor yang diikuti sekitar 500 orang mengambil rute keliling desa. Kegiatan tersebut juga juga dibarengi dengan santunan yatim piatu dan doorprize untuk peserta pawai obor. Selain masyarakat umum, pawai ini diikuti komunitas onthel dan remaja masjid.Â
Pawai Obor dimalam Syuro sebagai gambaran perjalanan hijrah dari zaman kegelapan ke jalan yang terang. Gunungan yang terbuat dari sayuran hasil bumi melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Peserta bergandengan tangan melambangkan persatuan dan kesatuan yang tidak mudah dipecah belah. Keberagaman peserta melambangkan walaupun berbeda-beda namun bersatu padu untuk membangun negeri.Â
Puncak rangkaian Pawai Obor ditutup dengan pengajian. Seluruh peserta dengan seksama mendengarkan ceramah tentang makna hijrah. Hijrah harus dilakukan untuk setiap manusia yang ingin merubah nasib. Jangan selalu pasrah tanpa berbuat apa-apa. Karena Allah tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang tersebut merubahnya.Â
(AKhcc-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H