Hujan turun dengan deras di sore hari dan puluhan pedagang Ramadhanan pun menangis. Hujan datang dengan tiba-tiba disaat para pedagang sedang menyiapkan jualannya. Tak ayal para pembeli pun lari berhamburan menyelematkan diri dari siraman air hujan. Sebagian orang bertahan untuk membeli lauk pauk karena sudah terlanjur datang. Tetapi sebagian lagi pulang tidak jadi membeli makanan untuk berbuka.Â
Hujan selain berkah juga bencana bagi pedagang musiman, karena hujan alamat jualannya tidak habis. Terbayang sudah dimata besok pagi tidak bisa belanja karena jualan masih banyak, sedangkan sisa kemarin tidak bisa dijual lagi. Karena sebagian besar para pedagang musiman berjualan lauk-pauk dan takjil. Bagaimana dengan penjual minuman seperti Es kelapa muda, Sop Buah, Es Bobba, Es Campur dan sejenisnya?. Pasti lebih sedih karena semua akan mencair dan tidak bisa diselamatkan.Â
Begitulah suka duka pedagang harus tetap disyukuri walaupun kadang dalam hati menangis. Seperti sekarang ini kita semua tetap optimis, hari ini mungkin belum beruntung. Tetapi kami yakin bahwa besok hari pasti akan untung. Dagangan yang tidak bisa untuk besok pagi, kami bagikan kepada sesama pedagang atau pun orang yang lewat. Daripada di buang mubazir, mending berbagi dengan sesama.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI