Ngasa Gandoang tradisi masyarakat Sunda di Tanah Jawa yang sudah berlangsung dari zaman dahulu. Keberadaan Ngasa Gandoang terdeteksi lewat Manuskrip Gunung Sagara yang ditulis Bupati Brebes Arya Tjandranegara. Catatan yang ditulis ulang oleh Karel Frederick Hole antara tahun 1825 - 1896.Â
Holle yang seorang pengusaha perkebunan teh di Garut yang diangkat jadi penasehat Hindia Belanda. Catatan tersebut sangat penting karena berisi dokumentasi sejarah soal wilayah yang memiliki pengaruh kebudayaan Sunda di Brebes.Â
Dalam perjalanan antara tahun 1882 - 1883 dijumpai satu kegiatan yang diyakini itu Ngasa. Para petani berdo'a agar panennya melimpah dan pedagang laris manis dagangannya.Â
Gunung Sagara yang berada di ketinggian 1.200 - 1.500 mdpl menyimpan banyak misteri. Berbagai peninggalan berupa manuskrip, adat budaya, batu dan kendi masih tersimpan. Dan ritual Ngasa menjadi catatan penting dan bukti tradisi yang masih terpelihara dengan baik.Â
Pengaruh ajaran Hindu masih dijumpai dalam ritual ini. Terlihat dari Ritual Micen walaupun tidak begitu kental. Masyarakat melakukan puasa sebelum pelaksanaan Ngasa, menyediakan kudapan Papais Jagong, Nasi Jagung dan Nasi Ketan.Â
Semua itu melambangkan kekerabatan yang kental, setia kawan dan bekerja sama. Semua larut dalam kegembiraan karena karunia Allah yang telah mereka terima selama setahun.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI