"Lestarikan alam agar bersahabat dengan manusia, ketika alam murka maka kita yang sengsara,".
Demikian kata Solikhin, Pemangku Adat Desa Gandoang, Salem dalam upacara Ngasa Gandoang 2023.Â
Alam akan ramah dan memberikan banyak manfaat, jika dijaga, dipelihara dan dilestarikan.Â
Masyarakat Adat Gandoang Salem merayakan Ngasa setiap Hari Selasa Kliwon bulan kesembilan dalam perhitungan kalender Jawa.Â
Ngasa Gandoang 2023 dilaksanakan lebih meriah karena dihadiri 450 orang. Data ini diperoleh dari sobekan daun pisang yang disebar kepada peserta sebelum acara dimulai. Peserta yang beragam dari berbagai unsur Masyarakat Adat Gandoang, Forkopimca Salem, Dinbudpar, Perguruan Tinggi, Penganut Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat luas. Hal ini juga disebabkan karena cuaca cerah pada saat pelaksanaan.Â
Ritual Ngasa Gandoang dimulai dari malam hari ketiga para juru kunci naik ke puncak Gunung Sagara untuk meminta izin kepada para leluhur. Juru kunci biasa diikuti peziarah yang memiliki hajat sesuai yang mereka inginkan. Mereka diatas puncak Gunung Sagara sampai pagi dan dilanjutkan ritual Ngasa di Gedong Jimat atau Pagedongan. Acara dimulai dengan Ritual Micen atau Ritual Buang Sial.Â
Ritual Ngasa Gandoang ditutup dengan do'a dan menikmati makan berupa nasi jagung, ketan atau nasi putih. Masyarakat percaya dengan memakan makanan yang sudah disiapkan dari bawah akan membawa keberkahan. Mereka sangat mempercayai, hajat yang mereka panjatkan akan terkabul. Peserta semua turun kembali ke desa untuk menikmati hiburan rakyat berupa hadrah dan tari jaipong.Â