Cetak-cetok, cetak-cetok, cetak-cetok hampir setiap hari terdengar bunyi tersebut. Bunyi yang berasal dari sebuah permainan yang bernama latto-latto. Sebuah permainan jadul yang kembali popular digandrungi anak-anak sampai orang tua. Permainan yang terdiri dari dua bulatan yang terbuat dari plastik dan diberi tali untuk menggerakkan. Di Jawa Tengah permainan ini ada yang menamakannya "Tek-tekan" sesuai bunyi yang dihasilkan dari permainan tersebut.Â
Entah berawal darimana tiba-tiba permainan ini kembali hadir dan langsung disukai kembali. Kalau dulu yang bermain latto-latto kebanyakan usia pra remaja tetapi sekarang justru anak-anak kecil. Setiap hari kita jumpai anak-anak kecil yang selalu bermain latto-latto tidak peduli dimana tempat. Ketika bermain dengan teman, sendirian, di sekolah, di pertokoan dan dimana tempat selalu menenteng latto-latto.Â
Seiring maraknya permainan latto-latto sekarang banyak dijumpai pedagang dadakan yang memanfaatkan momentum setempat. Pedagang tersebut menyebar dimana banyak terdapat anak-anak bermain. Mereka menjual mainan dengan harga yang variatif tergantung mutu dan kualitas. Kisaran harga untuk mainan tersebut dari 5.000 sampai 15.000. Dari penuturan pedagang, sehari bisa menjual latto-latto sampai 30 buah.Â
Sebagai orang tua kita jangan sampai lupa memantau aktivitas anak-anak dalam bermain. Karena melihat kecenderungan yang terjadi ketika anak-anak bermain latto-latto hampir setiap saat. Kita harus memantau, kapan saatnya makan, mandi, belajar, mengaji dan aktivitas lainnya. Sehingga tugas utama anak-anak tidak terbengkalai.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H