Puluhan hektare tanaman bawang merah terpaksa dipanen akibat terendam banjir luapan Sungai Pemali. Tindakan ini terpaksa dilakukan petani demi menghindari kerugian lebih banyak. Walaupun umur tanaman bawang merah belum waktunya dipanen, tetapi jika dibiarkan akan membusuk.Â
Hujan deras yang terjadi di wilayah selatan mengakibatkan debit air Sungai Pemali naik dan mengakibatkan banjir. Desa yang berada di aliran Sungai Pemali seperti Jagalempeni, Sisalam, Lengkong, Sidamulya dan Wanasari dikenal sebagai sentra bawang merah.Â
Seperti pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, itulah yang dialami petani bawang merah di Kabupaten Brebes. Banjir yang datang meluluhlantakkan tempat tinggal mereka, sehingga harus mengungsi.Â
Sedangkan tanaman bawang merah sebagai mata pencaharian utama terendam banjir. Sungguh suatu kejadian yang tidak kita inginkan semua. Pasca banjir banyak pekerjaan yang harus dikerjakan baik di rumah maupun di sawah.Â
Kerugian yang dialami petani bukan hanya dari bobot saja tetapi pembiayaan pasca panen. Biaya yang muncul yang membengkak dari biaya angkut dari sawah ke jalan raya.Â
Secara otomatis jalanan yang biasa dilalui berubah menjadi jalan lumpur, yang mengakibatkan upah angkut naik. Belum lagi jika hujan masih turun yang mengakibatkan daun bawang busuk. Semoga bencana ini cepat berlalu.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H