Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak-jejak Bumiayu Gambaran Bumiayu Tempo Doeloe yang Tertuang dalam Tarian

21 September 2022   22:58 Diperbarui: 21 September 2022   23:23 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumiayu sebuah kota kecil di selatan Brebes, memiliki alam yang indah, sejuk dan dilingkari pegunungan. Keberadaan kota yang sudah ada sejak dahulu menjadikan kota ini memiliki peradaban yang khas dari bahasa, seni tradisi, budaya, kuliner hingga peninggalan-peninggalan jejak sejarah.
Mengenal Bumiayu dan sekitarnya yang terdapat fosil-fosil purba, diceritakan bahwa zaman dahulu pernah menjadi tempat singgah atau tempat beberapa makhluk pada zamannya dan termasuk manusia itu sendiri yang menjadi sumber kehidupan sebagai makhluk Tuhan. Semua catatan sejarah digambarkan lewat Pergelaran Tari Jejak Jajak Bumiayu. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Diantara peradaban zaman,  Bumiayu dan sekitarnya memiliki tanah yang subur seperti serpihan surga. Tanaman tumbuh subur setiap ditanam,gemah ripah loh jinawi. Tidak heran sebagian besar masyarakatnya berpencaharian sebagai petani, sehingga dikenal sebagai lumbung padi dengan beras kualitas super. Selain itu juga terdapat hasil pembuatan karya rebana yang menjadi ciri khas Bumiayu sampai sekarang. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Jejak-jejak peradaban masa lalu bisa dilihat dari penemuan fosil Sinomastodon Bumiayuensis dan Kebo Winara. Fosil yang banyak ditemukan di aliran Sungai Glagah yang mengalir dari Bumiayu sampai Tonjong. Jejak tempo doeloe yang bisa dilihat sampai sekarang berada di museum mini Buton Bumiayu dan Rumah Fosil Galuh Timur. Selain itu pola usaha masyarakat yang mencerminkan warisan tempo doeloe adalah rebana atau terbang yang dulu berasal dari Kebo Winara. Rebana yang terbuat dari kulit kerbau menjadi usaha turun temurun dari generasi ke generasi. Sisa kulit kerbau dari potongan membuat rebana menjadi sajikan kuliner yang nikmat yaitu kerupuk rambak. 

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun