Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengenangmu Dalam Bingkai Kenangan

3 September 2022   21:20 Diperbarui: 3 September 2022   21:26 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sangat kehilangan sejak kepergianmu,
Aku seakan tak percaya engkau begitu cepat,
Kemarin, masih kudengar canda tawamu
Kita bernyanyi bersama, lagu biasa yang kita nyanyikan saat menidurkan engkau...
Engkau tertawa terkekeh sambil membunyikan kecrikan dari botol berisi batu kecil..
Sampai dihari itu, engkau bilang
Ayah jangan kerja, temani kakak....
Kita berdua banyak bercerita tentang banyak hal, laksana dua orang sahabat..
Engkau minta dicium, peluk dan dipijat kakinya..
Tiba-tiba engkau berkata sambil terisak
"Seandainya kakak dipanggil terlebih dahulu, ayah tidak boleh menangis".
Lalu engkau peluk dan meminta maaf dan mencium kaki ayah dan bunda.
Dan engkau pun bilang, cepat ayah waktunya sudah mau habis.
Aku tak menangkap ini sebagai sebuah firasat,
Karena yang kulihat engkau sedang baik-baiknya.
Tensi mu bagus, HB mu bagus, makan mu lahab bahkan bobotmu juga naik.
Tetapi engkau malah pergi, pergi dalam pelukanku,
Engkau pergi dalam dekapan ayah yang begitu menyayangimu,
Ayah tak menangis, ayah sangat tenang memeluk dan mendekapmu,
Sampai hembusan nafasmu yang terakhir,
Ayah, bunda dan adek-adekmu begitu menyayangimu,
Tetapi Allah lebih menyayangimu,
Engkau tak lagi merasakan sakit, engkau begitu tenang disisi Allah.
Aku hanya bisa mengenangmu dalam bingkai kenangan,
Dalam untaian do'a yang tak pernah putus mengalir deras, untukmu anakku sayang.
Selamat jalan anakku.....

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun