Masyarakat muslim Indonesia mengawali puasa ramadhan dengan awal yang berbeda, ada yang hari Sabtu dan ada yang hari Minggu. Namun perbedaan dalam menentukan awal puasa bukan menjadi perdebatan namun menjadikan betapa indahnya perbedaan dalam Islam.Â
Penulis mengawali puasa pada hari Sabtu, sehingga dihari Jumat malam sudah melaksanakan shalat taraweh dan Sabtu dinihari melaksanakan sahur. Namun karena awal yang berbeda suasana masih sepi belum terdengar tadarusan, alhasil sahurnya kesiangan, sehingga di awal puasa tidak sahur hanya niat diwaktu malam.Â
Malam ini seluruh umat muslim di Indonesia melaksanakan shalat taraweh serentak. Suasana masjid dan surau begitu semarak, tua muda, remaja dan anak-anak menyemarakkan dengan shalat taraweh dan tadarusan. Dan malam ini untuk pertama kalinya umat muslim bebas melaksanakan ibadah tanpa pembatasan setelah dua tahun akibat pandemi. Kita semua merasakan kebebasan itu, namun kita tetap waspada dan menjaga prokes.Â
Dalam melaksanakan ibadah sesuai keyakinan masing-masing dibutuhkan ketenangan dan kenyamanan. Alhamdulillah semua kembali seperti semula baik untuk shalat sampai tadarusan yang sempat ramai dengan pengeras suara kini sudah teratasi.Â
Mungkin hanya sektor makanan yang berganti kecondongan akibatnya mahalnya harga minyak dan kedelai. Tetapi makanan dan minuman yang khas bulan Ramadhan sudah bermunculan seperti biasa. Banyak kita jumpai mulai dari Timun Suri, Kolang-Kaling, Kolak Pisang sampai makanan tradisional lainnya.Â