Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Green Sabin Purbalingga, Kampung di Tengah Sawah

29 Maret 2022   23:13 Diperbarui: 29 Maret 2022   23:17 1584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam satu rangkaian kegiatan Rakorda DPD HPI Jawa Tengah di Purbalingga, peserta diajak famtrip dibeberapa destinasi wisata. Salah satu tujuan famtrip yang dikunjungi adalah Green Sabin di Cipaku, Purbalingga. Sempat muncul tanda tanya dibenak kita, apa sih menariknya dari tempat ini, paling-paling sawah. 

Namun begitu sampai lokasi apa yang kita bayangkan ternyata tidak menjadi kenyataan, malah dibuat takjub. Green Sabin sebuah destinasi wisata yang berkonsep kampung di tengah sawah. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Begitu memasuki pintu gerbang kita sudah disuguhi deck besar untuk memandang persawahan yang terbentang luas. Untuk memasuki lokasi utama kita dihubungkan dengan tracking kayu yang estetik dan epik untuk spot foto. Sepanjang perjalanan kita dimanja dengan spot-spot cantik. 

Begitu memasuki pelataran utama kita disuguhi lagi spot panggung untuk foto bersama dengan latar belakang tulisan Green Sabin dan Balai Pasamuan. Disamping itu disini juga terdapat toilet dengan arsitektur Gabion atau batu bersusun. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dari lobby utama yaitu Balai Pasamuan yang berkapasitas 250 orang kita bisa melihat fasilitas lain yang terdapat disini. Fasilitas tersebut antara lain Oemah Ngakak, Wande Boetani, Warung Tengah Sawah, Langgar H. Sulam, Saung Sabin, Museum Tani, Hexagonal games dan outbond. 

Sebagai sarana penghubung ke fasilitas lain bisa menggunakan tracking atau juga jembatan goyang. Kita juga bisa menikmati perahu untuk mengelilingi Balai Pasamuan yang memang berdiri diatas kolam besar. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Penggunaan bahasa ngapak dalam penamaan fasilitas ataupun menu makanan menjadi daya tarik tersendiri. Ditambah lagi  pemanfaatan barang-barang yang sudah tidak tidak terpakai menjadi tempat ini berbeda dengan yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun