Beberapa bulan belakangan ini ibu rumah tangga menjerit karena kelangkaan minyak goreng. Secara serempak rak-rak yang ada di toko modern, swalayan dan minimarket kosong melompong.Â
Minyak curah yang dulu akan dilarang kini menjadi primadona tetapi dengan harga yang tinggi. Kini setelah pemerintah menetapkan harga jual minyak goreng kemasan, rak-rak supermarket, swalayan dan minimal market penuh terisi minyak goreng dengan harga 25.000/liter.
Dengan naiknya harga minyak goreng banyak pelaku umkm menjerit. Mereka kebingungan dengan kebijakan tersebut dan menjadi sebuah dilema.Â
Ketika mereka memutuskan untuk menaikan harga akan berpengaruh pada omzet penjualan, ketika mengurangi bobot dengan memperkecil ukuran akan membuat kecewa konsumen. Namun mau tidak mau mereka harus mengambil keputusan untuk kelangsungan usaha mereka.Â
Disaat melesunya perekonomian masyarakat salah satu cemilan masyarakat yaitu gorengan mengalami kenaikan harga. Gorengan berupa Bakwan, Tahu, Tempe, Cireng rata-rata naik 50 - 75 .Â
Kebijakan itu harus diambil demi menutupi ongkos produksi. Ada yang menaikan harga dengan barang ukuran tetap ada juga yang menambah besar. Bukan hanya penjual gorengan saja tetapi hampir semuanya menaikan harga karena kenaikan harga minyak.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H