Desa Wisata Kandri yang berada di Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang punya tradisi unik. Tradisi tersebut bernama Nyadran Kali yang diselenggarakan setiap tahun. Tradisi Nyadran Kali merupakan ungkapan rasa syukur atas ketersediaan air yang melimpah. Sumber air yang melimpah di Desa Kandri bernama Sendang Gede yang berjarak 30 menit dari pusat kota Semarang.
Nyadran Kali dimulai arak-arakan sejauh satu kilometer sampai di depan Gapura Sendang Gede. Sesampainya disana disambut dengan persembahan Tarian Matirto Suci yang merupakan kreasi Warga Kandri. Jumlah penari Matirto Suci berjumlah sembilan orang. Setiap penari membawa periuk tembikar yang di dalamnya terdapat bunga. Kemudian sembilan penari tersebut memasuki gapura menuju ke Sendang Gede dan diikuti juru kunci sendang. Disusul arak-arakan yang membawa kepala kerbau dan gong dan diletakkan disebelah kali.Â
Selanjutnya kesembilan penari tersebut mengambil air dari Sendang Gede dan disatukan dengan air yang diambil dari enam mata sir suci. Keenam sendang tersebut yaitu Sendang Jambu, Sendang Pancuran, Sendang Nggawi, Sendang Lanang, Sendang Getas dan Sendang Tanjung. Air dari ke-enam sendang tersebut diambil malam sebelumnya. Setelah disatukan air tersebut disiramkan ke ladang jagung sebagai simbol kemakmuran pangan masyarakat Kandri.Â
Menurut Jatmiko Humas DPC HPI Kota Semarang dan juga pengurus Deswita Kandri, kegiatan ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya:
1. Melestarikan seni tradisi masyarakat Kandri agar tidak punah tergerus zaman;