Pagi hari ini, bahkan sampai malam,Â
Matahari enggan menampakkan wajah, barang sesaat,Â
Sinarmu terganti oleh titik-titik hujan,Â
Rumput di halaman basah,Â
Pucuk-pucuk cemara juga basah,Â
Semuanya basah.Â
Suara rintik hujan, seperti symphony alam,Â
Kadang lirih menyayat kalbu,Â
Kadang bergemuruh seperti ombak di lautan,Â
Burung merpati masih enggan keluar sarang,Â
Kepak indahmu tak terlihat hari ini.Â
Senja merambat meniti malam,Â
Lampu jalanan menggantikan mentari menerangi malam,Â
Teot... Teot... Teot... Teot
Bunyi kodok pun mulai terdengar, saling bersautan dengan suara jengkerik,Â
Senandung merdu binatang malam, makin menambah kesyahduan,Â
Malam yang bisu tak lagi sepi,Â
Hujan yang masih turun tak lagi menyiksa,Â
Kunikmati suara hujan dan senandung kodok,Â
Syahdu.....Â
Sampai tak terasa aku pun terlelap,Â
Dan melupakan sedihku di pagi tadi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H