Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Suara Rebana Itu, Kini Tak Lagi Nyaring

28 Februari 2021   09:44 Diperbarui: 28 Februari 2021   10:29 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaliwadas, Bumiayu dikenal sebagai sentra pembuatan dan penghasil rebana, bedug, drumband dan marching band. Produk-produknya berhasil menguasai pasaran regional, nasional bahkan sampai ke mancanegara. Bahkan pengrajin rebana Kaliwadas mampu memproduksi spare part untuk berbagai produsen drum, drumband dan marching band berbagai merek.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Geliat ekonomi masyarakat dan perputaran uang sangat dinamis. Sehingga Kaliwadas menjadi tujuan para pencari kerja untuk desa-desa disekitarnya. Sehingga bisa memberikan kesejahteraan untuk masyarakat sekitar. Bahkan kawasan ini sudah menjadi kawasan wisata "Kampung Terbang" yang menawarkan wisata edukasi berkaitan dengan rebana atau terbang.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Namun semua berubah ketika pandemi melanda negeri ini, semua berubah. Omzet penjualan turun drastis menukik sampai dibatas terendah hingga 90%. Kondisi ini tentu membuat perputaran ekonomi melemah dan banyak pengrajin yang menghentikan proses produksi. Jumlah permintaan lokal menurun, yang luar pulau jarang dan yang eksport terhenti. 

Hal ini bisa dimaklumi karena mayoritas konsumennya adalah dunia pendidikan, sedang kegiatan belajar mengajar tatap muka dihentikan untuk waktu yang belum pasti.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan daya beli dan juga tidak PHK karyawan. Upaya tersebut antara lain mengurangi proses produksi dan membuka penjualan secara online. Pelan namun pasti berbagai upaya tersebut membuahkan hasil, dari semula omzet penjualan tinggal 10% kini merangkak sampai 60%. 

Pesanan dari luar pulau juga mulai datang walau dalam jumlah yang masih minim. Dengan segala kondisi seperti ini, mereka masih mensyukuri dengan tetap membuka toko. Harga masih stabil tidak naik dan juga tidak turun untuk menjaga harga pasaran. Semoga badai cepat berlalu dan bunyi rebana nyaring dan gemerincing.

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun