Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Usaha MCK di DTW Sangat Menguntungkan dan Berprospek Cerah

30 Desember 2020   12:10 Diperbarui: 30 Desember 2020   12:19 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang paling dicari ketika kita berkunjung ke DTW selain makanan pasti toilet. Hampir bisa dipastikan ditempat ini terjadi antrian baik untuk hadast kecil maupun hadast besar. Apalagi untuk wisata overland seperti Bali pasti mereka membutuhkan MCK untuk mandi sehabis melakukan perjalanan panjang dan jauh. 

Di Bali banyak dijumpai tempat MCK dengan jumlah kamar mandi sampai 50 kamar,  baik single closet maupun yang campur.  Ketika rombongan datang dalam jumlah besar pasti membutuhkan MCK dalam jumlah yang besar. Di Bali tarif untuk buang air kecil atau mandi 5.000, tetapi yang double untuk buang air besar dan mandi 10.000.

img-20201230-101133-5febfa32d541df6854399933.jpg
img-20201230-101133-5febfa32d541df6854399933.jpg
Kita bisa kalkulasikan jika satu bus berisi 50 orang X 5.000 = 250.000. Terkadang dalam satu trip lebih dari 5 bus,  kita bisa kalkulasikan sendiri.  Belum lagi rombongan-rombongan lain yang baru datang bisa dipastikan menggunakan toilet atau kamar mandi. 

Nah setelah kita kalkulasikan betapa usaha ini menguntungkan dan berprospek cerah. Tetapi tidak semua DTW ramai seperti Bali, Yogyakarta, Borobudur Magelang,  Bandung atau Jakarta. Tentu disesuaikan kebutuhan dan keramaian dari DTW itu sendiri.

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun