Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Pahlawan, Semua Orang Punya Pahlawan dalam Kehidupannya

10 November 2020   08:36 Diperbarui: 10 November 2020   08:38 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangsa yang besar,  bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Kata-kata bijak ini selalu bergema disaat memperingati Hari Pahlawan. Dimana kita diingatkan kisah heroik para pahlawan bangsa yang berjuang untuk kemerdekaan ini dan merebutnya dari penjajah. Hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal pahlawan nama-nama pahlawan nasional. 

Nama besar para pahlawan banyak diabadikan sebagai nama jalan dijalur protokol,  nama universitas,  nama gedung bahkan menjadi gambar dalam mata uang kita. 

Kisah perjuangan para pahlawan diajarkan dalam pelajaran sekolah,  sehingga kita mengenal gelar pahlawan kemerdekaan, pahlawan nasional bahkan ada gelar juga untuk para guru dan nakes di zaman sekarang. 

Setiap orang pasti punya idola para pahlawan yang memberikan inspirasi dalam kehidupan yang bisa diambil suri tauladannya. Pahlawan idola tidak harus jendral besar,  pemimpin besar atau yang berjuang melawan bangsa. 

Sosok pahlawan yang begitu dekat dalam kehidupan kita adalah orang tua. Perjuangan mereka dalam membesarkan buah hatinya dari lahir sampai dewasa. Perjuangan dan pengorbanan mereka untuk kebahagiaan anak-anaknya tak bisa tergantikan oleh apapun. 

Penulis punya orangtua yang begitu luar biasa dalam mendidik putra-putrinya dalam segala keterbatasan.  Bapak dalam mendidik anak dengan kelembutan dan kasih sayang. Tidak pernah marah, tidak pernah membentak atau mencubit. 

Jika ada anaknya yang nakal cenderung dia gendong dan dinasehati, kalau ada anaknya dinakalin dia mengajarkan lawan kalau berani,  kalau tidak mendingan menghindar tapi jangan menangis. 

Dia mengajarkan anaknya jangan seperti katak dalam tempurung yang tidak tahu dunia luar. Berpegang teguhlah pada agama dengan tidak pernah meninggalkan shalat.

Emak sosok wanita pekerja keras,  mandiri dan tangguh makanya punya sikap keras kepada anak-anaknya. Walau keras dia sosok yang tidak ingin anak-anaknya kelaparan. 

Maka, setiap kali teman anak-anaknya datang selalu diberinya makan. Karena dia selalu berprinsip kalau kita memperlakukan anak-anak orang lain dengan baik,  maka anak-anaknya pun akan diperlakukan baik oleh orang lain. Satu pelajaran untuk kita agar bisa menerapkannya dalam mendidik anak-anak. 

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun