Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjuangan Hidup Perempuan Penunggu Makam Karomah

7 November 2020   18:01 Diperbarui: 7 November 2020   18:12 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan paruh baya dengan kulit yang terbakar matahari asyik dengan kain batiknya. Kain batik punya juragan yang dipercayakan kepadanya untuk dibuat rumbai-rumbai diujung kain. Lima Belas Ribu Rupiah dia terima untuk selusin kain batik yang berisi dua puluh kain.  Sebuah penghargaan yang tidak sebanding dengan kerumitan yang dia dikerjakan. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Namun dari selusin kain batik yang dia terima tidak bisa diselesaikan dalam satu hari. Dalam sehari hanya mampu dia selesaikan dua kain, apalagi jika malamnya masih lengket menempel. Maka kalau dihitung dalam sehari pendapatannya tak lebih dari Dua Ribu Rupiah. Namun beruntungnya usaha yang dilakukan setelah urusan rumah selesai tidak menjadi mata pencaharian pokok. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Wanita-wanita tersebut setiap hari berada di pemakaman yang berada di tengah kota. Mereka berharap sedekah dari para peziarah yang mendatangi makam tersebut. Tidak selalu ramai hanya di hari-hari tertentu di akhir pekan atau peringatan hari besar. 

Namun mereka selalu bersabar untuk menunggu peziarah yang datang dari berbagai kota. Baginya rezeki sudah ada yang mengatur yang terpenting adalah usaha dan halal. Karena Tuhan takan pernah menyia-nyiakan usaha umat-Nya.

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun