Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memupuk Nasionalisme lewat Batik

2 Oktober 2020   10:40 Diperbarui: 2 Oktober 2020   10:42 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. DINKOPUMDAG
Dok. DINKOPUMDAG
Setiap tanggal 2 Oktober kita disarankan untuk menggunakan batik sebagai penghargaan atas ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusian Untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi oleh Unesco (02/10/2009). Sejak ditetapkan oleh Unesco,  setiap tanggal 02 Oktober kita tetapkan sebagai Hari Batik Nasional. 

Dok. Batik Salem Mawar
Dok. Batik Salem Mawar
Perjalanan panjang untuk memperoleh pengakuan sudah dilakukan sejak zaman pemerintah Presiden Suharto. Presiden selalu menggunakan batik disetiap acara internasional dan mengenalkannya sebag as kekayaan budaya Indonesia. 

Pada tanggal 4 September 2008 Menko Kesra mewakili pemerintah dan Komunitas Batik Indonesia mendaftarkan batik untuk mendapat status Intangible Cultural Heritage (ICH) melalui perwakilan kantor Unesco di Jakarta. (*)

Dok. Batik Mangrove
Dok. Batik Mangrove
Unesco menetapkan Batik sebagai Warisan Kemanusian untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpiece Of The Oral And Intangible Heritage Of Humanity di Abu Dhabi (02/10/2009). 

Nah pada saat itu Batik secara resmi terdaftar sebagai Warisan Kemanusiaan Karya Agung Budaya Lisan dan Budaya Non Bendawi. Selanjutnya Pemerintah Indonesia menerbitkan Keppres No. 33 / 2009 menetapkan sebagai Hari Batik Nasional untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik Indonesia. 

Dok. Batik Mangrove
Dok. Batik Mangrove
Batik yang dulu dianggap sebagai baju masyarakat kebanyakan perlahan dan pasti naik prestisenya. Modifikasi motif serta bahan semakin mengukuhkan citra batik. 

Orang banyak menggunakan batik disegala kesempatan dengan percaya diri. Mulai dari acara formal sampai santai menggunakan batik. Rumah-rumah batik merasakan dampak adanya penetapan ini. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Berbagai upaya dilakukan pengrajin batik maupun pemerintah daerah. Seperti di Brebes dikembang Batik Brebesan yang terdiri dari Batik Salem dan Batik Mangrove. 

Kedua batik dengan karakter yang berbeda mulai dari corak, motif sampai bahan pewarna menjadikan unik dan saling melengkapi sebagai batik Brebesan. 

Batik Salem dengan corak warna alam seperti tanah, pohon dengan motif daun, padi, kopi, dan hasil bumi yang ada disekitar. Sedangkan batik Mangrove dengan pewarna alami dari ekstrak daun, pohon ,akar dan umbi. Kebanyakan motifnya pesisiran dan hasil laut dan ekosistem laut. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Pemda Brebes untuk melindungi pengrajin batik dan juga melestarikan batik Brebesan menetapkan Baju Adat Brebessan. Baju yang dulu sering dipakai pemimpin terdahulu dimodifikasi dengan Batik Salem atau Mangrove. Baju Adat Brebesan dipakai setiap tanggal 18 setiap bulan sekaligus untuk memperingati hari jadi Brebes. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun