Meniti jembatan yang terpaku pada dinding tebing diatas ketinggian 1.000 mdpl dengan bonus jurang dibawahnya,  tentu bisa dibayangkan betapa dasyatnya tempat ini. Jembatan  sepanjang 25 meter yang dirancang kokoh berada di Gumuk Reco,  Sepakung, Semarang. Dari atas jembatan ini kita bisa melihat hamparan sawah berundak dibawahnya,  Gunung Telomoyo dan Kota Salatiga.Â
Untuk mendapatkan foto yang super keren ini dibutuhkan perjuangan yang hebat, Â tenaga ekstra dan adu adrenalin. Jalanan terjal turun khas pegunungan, Â tikungan tajam dan jalan sempit menjadi tantangan tersendiri. Namun sepanjang perjalanan kita disuguhi pemandangan yang ciamik dan udara yang segar. Hamparan telaga Rawa Pening sampai Puncak Telomoyo tampak jelas terlihat.Â
Untuk mencapai lokasi Ondho Langit cukup mudah, Â dari Banyu Biru kearah Salatiga tepatnya di Desa Kebumen belok kanan naik keatas. Disinilah awal petualangan dimulai, jalanan menanjak dan sempit, Â dibutuhkan fisik yang fit dan konsentrasi penuh. Kondisi medan seperti itu disarankan untuk menggunakan kendaraan yang sehat, Â sering beristirahat untuk yang menggunakan motor matic untuk mendinginkan mesin.Â
Namun semua usaha dan jerih  payah kita selama perjalanan terbalaskan dengan melihat obyek yang menjadi tujuan kita.  Tampak kokoh menempel di dinding tebing seakan mengundang kita untuk menaklukkan.  Ada lagi Ayunan Angka,  Jembatan Liliput dan view pegunungan yang sangat indah. Ondo Langit membawa kita hayalan seakan kita sedang berada di Negeri Tirai Bambu.Â
Masalah safety sangat diutamakan disini, sebelum melintasi jembatan semua peserta dibriefing terlebih dahulu. Baik mengenai kondisi kesehatan pengunjung, SOP yang berkaitan dengan pemakaian safety belt, Â apa yang harus dilakukan ketika berada di jembatan dan himbauan lainnya. Â Walau kapasitas daya tampung sekitar 15 orang per sesi, Â namun demi keamanan dan daya tahan bangunan hanya dibatasi 6 - 7 orang saja.Â
Beruntung perjalanan tiga orang pemandu
wisata dan pengurus
FK Deswita Jateng dipandu guide lokal yang luar biasa Ahmat Nuri (46) yang tak lain Kepala Desa Sepakung dan didampingi Mas Bangkit salah satu instruktur Deswita Sepakung. Keramahan pengelola dan kesigapannya dalam melayani tamu menjadi nilai lebih. Apalagi pada saat turun dari lokasi pengendara motor disuruh berhenti dulu beberapa saat untuk mendinginkan mesin.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Trip Selengkapnya