Musik obrog atau organ keliling disaat bulan puasa seringkali kita keluhkan karena dianggap bising dan mengganggu istirahat. Â Tetapi saat pandemi dan ada himbauan untuk tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan keramaian, Â kita merindukan suasana itu dan merasa ada yang hilang.Â
Ya, Â musik obrog pengantar sahur kalau kita sadari laksana alarm untuk membangunkan orang sahur. Karena mereka selalu datang di jam yang sama setiap hari dan kita bisa menandainya. Walau ada selisih itupun tak terlalu lama karena biasanya ada yang request lagu.Â
Banyak orang merasa terhibur dengan kehadiran musik obrog tak sedikit yang merasa terganggu. Â Tetapi mau bagaimana lagi kebiasaan yang selalu berulang di bulan ramadhan. Toh mereka mencari uang sambil menghibur masyarakat.Â
"Merasa terhibur dan ada yang membangunkan saat mau sahur. Â Tidak ada masalah dengan kehadiran organ tunggal keliling. Mungkin yang perlu diperhatikan kalau ada yang request lagu jangan terlalu lama karena ini tengah malam, Â banyak yang butuh istirahat ,"katanya.Â
Memang yang menjadi persoalan kalau obrog itu berhenti terlalu lama karena ada permintaan lagu dari masyarakat. Biasanya memakan waktu lama dan timbul keramaian karena joget. Â Tentu ini akan mengganggu ketenteraman masyarakat sekitar.Â
"Permasalahan seperti ini yang membuat kehadiran obrog kurang disukai di masyarakat. Tetapi disaat seperti ini kehadiran obrog sangat terasa dibutuhkan untuk membangunkan sahur,"tambahnya.Â
Pro dan kontra sudah biasa dan hal yang lumrah dalam kehidupan. Â Terkadang jadi permasalahan pada saat ini tetapi ketika sudah berganti waktu menjadi satu kebutuhan. Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya dengan bijak. (KBC54|Kompasianer Brebes Jateng)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H