Senin pagi seperti biasa berangkat kantor dengan hati yang riang. Sambil bernyanyi-nyanyi kecil mengikuti musik di hape. Perjalanan dari rumah ke kantor membutuhkan waktu 20 menit. Perjalanan yang mengasyikan karena kiri kanan terhampar sawah yang luas
Sedang asyik-asyiknya berkendara kulihat ibu-ibu yang menanam padi disawah, Â asyik buat konten Kompasiana . Aku turun sambil jeprat-jepret ibu-ibu yang menanam padi, Â dan kulihat mereka bekerja sambil mundur. Nah bayangin saja mereka bekerja mundur saja rapi, Â apalagi kalau maju.Â
Tandur sebagai tradisi menanam padi juga punya falsafah atau makna yaitu mundur untuk maju, semua ada ukuran, kesederhanaan, rendahati dan kerja keras.Â
- Mundur untuk maju, didalam mewujudkan cita-cita jangan selalu berfikir selalu maju atau menyerang. Tetapi sesekali kita mundur untuk menyusun strategi agar mencapai hasil yang maksimal.Â
- Semua ada ukurannya, menanam padi juga pakai ukuran tidak asal tanam. Rengkek sebagai alat ukur dan plantir untuk tambatan. Bahwa kita hidup punya aturan yang harus dipatuhi patuhi baik sosial maupun pemerintahan.
- Kesederhanaan, Â hanya menggunakan rengkek dan plantir tapi bisa menghasilkan tanaman padi yang melimpah. Â Tidak perlu sombong atau atau riya tapi bersikaplah sederhana untuk mempunyai potensi yang luar biasa.Â
- Rendah hati, Â belum pernah kita lihat orang tandur mendongak kepalanya tetapi selalu menunduk. Â Simbol kesederhanaan harus dimiliki, sepandai-pandainya kita, Â sekaya-kayanya kita masih ada yang melebihi kita, Tuhan Yang Maha Esa.Â
- Kerja Keras, Â tiada perjuangan yang mengkhianati hasil. Bahwa apapun hasil yang kita raih didapat dari kerja keras, tidak ada malas-malasan. Karena hanya dengan kerja keras apa yang kita inginkan Insha Allah tercapai.Â
Filosofi yang begitu agung dari para leluhur kita, Â semua punya makna dan simbol yang kuat. Â Tandur aktivitas yang sederhana ternyata filosofinya sangat dalam. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan falsafah bangsa kita. (KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H