Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sega Nyangku, Kuliner Khas Pinggir Waduk Penjalin

24 Maret 2020   06:20 Diperbarui: 24 Maret 2020   06:24 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Wakh : Sega Nyangku

Jika kita sering bepergian kesuatu daerah,  pasti kita temukan sesuatu yang khas dari daerah itu. Kekhasan itu bisa berupa bangunan,  tugu perbatasan,  adat istiadatnya atau yang berhubungan dengan makanan. Makanan yang paling mudah kita jumpai,  contohnya Getuk Sokaraja,  Tahu Aci Tegal,  Telor Asin Brebes dan masih banyak lagi. 

Seperti halnya ketika kita berkunjung ke Winduaji,  Paguyangan. Selain kita disuguhkan pemandangan Waduk Penjalin dengan menara miring dan ikan betutu,  kita disuguhkan kuliner lokal Sega Nyangku. 

Apa itu Sega Nyangku?  Sega yang berarti nasi, sama seperti nasi lainnya,  yang membedakan lauk dan bungkusnya.  Sega Nyangku berlauk oblok tempe, sayur ceriwis,  kulit melinjo, urab, sayur pakis,  irisan telor,  sambel dan ikan asin. Lalu istimewanya dimana?  Pada bungkusnya yang menggunakan daun nyangku dan berbentuk mengerecut. Ini yang membikin khas dan pas,  perpaduan rasa dan kemasan. Suasana yang dingin sangat cocok menikmati Sega Nyangku apalagi sambil nyeruput Kopi Kebonan khas Winduaji makin mantap.

Dok. Pribadi: Daun nyangku
Dok. Pribadi: Daun nyangku
Daun nyangku sejenis anggrek hutan banyak ditemui di pekarangan dan hutan Perhutani Winduaji.  Bentuknya yang memanjang dan bergelombang halus dan tidak mudah robek. Dahulu daun ini selain digunakan untuk bungkus nasi,  juga bisa dibuat tas untuk tempat beras saat kondangan dan tempat baju saat ke ladang.  Dimasa itu peranan daun nyangku sangat penting untuk packaging. Seiring masuknya koran,  kertas nasi dan plastik,  fungsi dan peranan daun nyangku mulai dilupakan bahkan tidak digunakan lagi. 

Dok. Wakh : Sega nyangku
Dok. Wakh : Sega nyangku
Kini daun nyangku dimanfaatkan kembali fungsinya sebagai bungkus nasi.  Sega Nyangku kembali mendapatkan tempat dimata masyarakat. Keunikan bungkus Sega Nyangku menjadi daya tarik tersendiri. Kuliner tradisional akan tetap mempunyai tempat sendiri karena rasa dan keunikan packagingnya. (KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun