Buat kita yang tinggal di daerah atau pedesaan masih memegang adat tradisi dan menjalankan ritual.  Tentu sangat akrab dengan Juadah atau hidangan yang terdiri dari berbagai jenis pisang,  kuwe kering,  tembakau atau cerutu. Juadah biasanya disandingkan dengan nasi liwet,  berbagai jenis minuman seperti kopi, teh,  air putih dan arang-arang kambang (minuman yang dicampur rengginang).  Ditambah lagi singkong bakar,  gula merah dan setanggi atau kemenyan.Â
Juadah banyak dipasang pada saat hajatan, Â di sudut-sudut rumah, Â di sumur, dapur dan dibawah Damar Panggung. Tujuannya untuk menghormati leluhur dan minta keselamatan.Â
Juadah banyak dijual di pasar tradisional di los pedagang pisang atau pedagang kembang. Harganya variatif antara 5.000 - 10.000 tergantung isinya. Â Dan dari dulu sampai sekarang isi juadah tidak berubah, Â walau sekarang banyak makanan yang enak.Â
Penjual juadah akan tetap ada selama masyarakat masih memegang teguh adat dan tradisinya. Walau kehidupan sudah modern dan pemahaman agama juga makin meningkat, Â tetapi terkadang kita masih gamang untuk melaksanakan atau meninggalkannya. Â
Perasaan tidak enak pada orang tua atau menghormati keluarga besar yang mendorong kita melaksanakannya. Kita kembalikan lagi pada individu masing-masing, Â semoga tulisan ini bermanfaat. (KBC-54|Kompasianer Brebes)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H