Pada masanya jenis transportasi ini menjadi idola masyarakat, Â baik di perkotaan dan pedesaan. Kendaraan roda tiga yang dikayuh dari belakang menjadi transportasi andalan ibu rumah tangga dan anak sekolah. Â Bahkan sebuah lagu dengan tema tamasya naik becak sangat akrab di telinga kita.Â
Cerita indah tentangmu kini tergerus oleh munculnya moda transportasi online. Â Perlahan dan pasti becak mulai tersingkir dan makin terpinggir, Â orang makin enjoy dengan moda transportasi online yang tersedia kapan saja.Â
Becak susah dicari, Â hanya sebatas dipagi dan siang hari di sekitar pasar. Â Menunggu penumpang berjam-jam bahkan sering tak memperoleh penumpang. Â Hanya becak yang punya langganan pedagang atau anak sekolah.Â
"Sekarang cari uang susah, Â apalagi kalau hanya mengandalkan dari narik becak. Kebutuhan hidup terus berjalan, pendapatan berkurang, maka kalau kebutuhan keluarga tidak terpenuhi, " kata Supri (35) tukang becak asal Slatri.Â
![Dok. Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/09/img-20200309-072435-5e6601b1d541df1e17751b94.jpg?t=o&v=770)
"Hidup harus dinikmati sepahit apapun, Â dulu becak sempat berjaya, Â karena kemajuan zaman becak harus tersingkir. Â Tetapi masalah rezeki itu urusan Allah, Â disyukuri saja, "tambahnya. (KBC-54|Kompasianer-Brebes)Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI