Mohon tunggu...
Bang Aswi
Bang Aswi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Bandung | Kompasianer Bandung

Seorang penggila olahraga, tukang ulin, dan desainer yang menggemari dunia kepenulisan. Aktif sebagai pengurus #BloggerBDG dan konsultan marketing digital | Kontak: bangaswi@yahoo.com | T/IG: @bangaswi ... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Golden Tips untuk Staminamu di Awal Puasa

7 Mei 2019   22:30 Diperbarui: 7 Mei 2019   23:20 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia sudah lupa kapan pertama kali lari. Seingatnya sih saat masih kerja kantoran sekira tahun 2011. Delapan tahun lalu, tetapi yang diingat olehnya adalah dia sepulang kerja langsung lari memutari Binong. Aslinya lebih banyak jalan kakinya dan selesai pas azan maghrib. Diulang keesokan harinya, lagi-lagi lebih dominan jalan kakinya.

Tidak pernah dia bisa lari full sejauh satu kilometer. Selalu mentok dengan jalan kaki. Mentalnya masih kalah. Masih ada rasa malas untuk terus berlari. Semangatnya masih dikalahkan oleh 'ketidakmampuan' untuk terus berlari. Alasannya banyak, salah satunya adalah rasa sesak karena memang sosok itu mengidap asma. Penyakit seumur hidup.

Betul, batas malas dan semangat itu tipis sekali. Kedua hal itu bergantung dengan yang namanya mental. Inilah yang harus diwaspadai setiap orang. Hingga pada suatu sore di Jakarta, tahun 2014, dia memaksakan diri untuk lari lagi. Lima ratus meter pertama dibayangi mental malas yang memintanya untuk berhenti karena ada rasa sesak.

Asma lagi. Dia tidak menyerah dan terus berlari, hingga menjelang 1 km rasa sesak itu terus ada. Si malas terus membisiki. Ditambah nyeri di betis yang memang belum hilang. Mental semangat dipompanya terus dan lewatlah kilometer pertama. Ajaib, rasa sesak itu hilang dan tergantikan oleh semangat yang terus berkobar.

LIMA TIPS MENJAGA STAMINA LARI
Entah dari mana ada tenaga tambahan yang muncul begitu saja. Pada akhirnya, sosok itu bisa terus berlari melebihi batas yang tidak pernah disangka-sangkanya. Dan ... jarak 2,9 km telah ditempuhnya selama 24 menit 46,6 detik. Kecepatan yang lambat, tapi sebodo amat. Dia berhasil lari nonstop tanpa diselang jalan kaki. Ini prestasi luar biasa!

Sekarang? Jangan ditanya lagi. Dia bisa lari berapa pun jarak yang diinginkan, meski masih terbatas. Kalau lagi nyantai, cukuplah 5 km saja. Kalau lagi pengen mengeluarkan banyak keringat, sosok itu bisa lari pas atau lebih dari 15 km. Seiring banyaknya latihan dan pengalaman, dia sedikit paham bahwa lari itu membutuhkan stamina dan strategi.

Lima tips menjaga stamina agar bisa berlari dengan sehat dimulai dari (1) Pemanasan. Ini penting agar tubuh tidak kaget. Otot sama dengan mesin, harus dihangatkan sebelum dijalankan. Setelah itu (2) Atur pola makan dan minum. Baiknya sih kalau mau makan, dijeda 3 jam sebelum lari. Kalau mau minum banyak, baiknya 30 menit sebelum lari.

Pada saat lari, jangan lupa (3) Atur pernapasan dan bermain dengan tempo maupun interval. Maksudnya, berlarilah dengan berbagai kecepatan. Dibuat nyaman aja enaknya bagaimana. Asal teratur. Biar larinya enak, bisa ditambahi dengan (4) Mendengarkan musik. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah (5) Pendinginan dan istirahat yang cukup.

Nah, semua itu adalah tips menjaga stamina untuk berlari, dan percayalah bahwa tips tersebut juga bisa diterapkan untuk berpuasa di bulan Ramadan. Loh, bagaimana bisa? Ya tentu saja bisa. Sosok itu pernah bercerita di hari pertama Ramadan bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Coba klik Hari Pertama. Di bawah ini akan dijelaskan secara detail.

LIMA GOLDEN TIPS MENJAGA STAMINA BERPUASA

  1. Niat. Islam telah mengajarkan bahwa amalan itu bergantung pada niatnya. Niat dalam beribadah selalu diletakkan pada poin pertama. Niat ini dalam dunia lari sama dengan pemanasan. Jika niatnya benar insya Allah akan memperkuat mental dan menambah semangat. Jika mental kuat maka stamina akan terjaga.
  2. Sahur dan berbuka. Puasa adalah menahan diri dari makan/minum seharian penuh. Untuk itulah diperlukan strategi mengatur pola makan seperti yang dijelaskan pada poin kedua tips menjaga stamina lari. Agar dapat berpuasa dengan baik, jaga sahur di akhir waktu dan perbanyak minum air putih. Saat berbuka, jangan makan berlebihan.
  3. Imbangi puasa dengan ibadah lainnya. Ketika berpuasa, jangan fokus pada puasanya saja. Gak usah dipikirkan. Mending dialihkan pada ibadah lainnya yang menambah pahala, misalnya saja beraktivitas sosial, shalat berjamaah di masjid (buat laki-laki), dan shalat tarawih/witir. Sesuaikan saja, sama seperti mengatur pernapasan saat berlari.
  4. Murottal. Membaca Al-Quran di bulan Ramadan itu pahalanya besar sekali, bahkan telah disebutkan dalam salah satu hadist bahwa salah satu golongan manusia yang dirindukan pintu surga adalah golongan yang sering membaca Al-Quran. Kalau lagi tidak membaca, bisa kok mendengarkan murottal. Pahalanya kan sama.
  5. Istirahat. Ya, puasa adalah ibadah yang lumayan berat. Oleh karena itu diperlukan istirahat yang cukup. Tidurnya orang yang berpuasa bahkan juga masuk ke dalam ibadah, lho. Meski sebentar, tidurlah sejenak di siang hari. Setelah shalat tarawih/witir, segeralah tidur agar bisa bangun dan segar saat mau sahur. Jangan dianggap remeh.

Itulah 5 Golden Tips untuk menjaga stamina saat berpuasa selama sebulan. Lari membutuhkan proses atau latihan yang kontinyu. Puasa pun begitu. Kalau dilatih dengan baik, insya Allah puasa akan berhasil dilewati dengan baik dan bahkan panen pahala. Oya, selama berpuasa masih bisa kok berolahraga atau lari seperti biasa. Biasakan saja.[]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun