Provinsi Kalimantan Timur memang tengah menjadi sorotan dalam 2 tahun terakhir. Pasalnya, ketok palu yang dilakukan pemerintah dalam menuntaskan misi pemindahan ibu kota negara dari yang sebelumnya terletak di Jakarta kini sudah berubah letaknya dan berpindah ke provinsi Kalimantan Timur tepatnya di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur.Â
Tentu penunjukkan Provinsi Kaltim sebagai wilayah IKN adalah kabar gembira bagi masyarakat Kalimantan Timur khususnya wilayah Penajam Paser Utara. Ada rasa bahagia karena memang dengan penjukkan Kaltim sebagai IKN, ada harapan dan doa agar kesejahteraan mayarakat lokal Kaltim dapat meningkat seiring dengan meningkatnya mobilitas masarakat serta peningakatan sarana dan prasarana umum maupun pemerintahan di wilayah IKN.
Pentingnya peningkatan kesejahteraan warga masyarakat Kaltim juga harus dibarengi dengan penyediaan program peningkatan kompetensi dan pelatihan agar keterampilan masyarakat juga dapat meningkat. Di Provinsi Kaltim sendiri, mayoritas masyarakatnya adalah mereka yang bersuku asli Dayak dengan banyak subsuku yang tersebar di beberapa kabupaten atau kota  di Kaltim. Secara latar belakang, masyarakat Kaltim tentu mayoritas adalah mereka yang berasal dari pedalaman dengan senantiasa menjaga adat istiadat dan tradisi nenek moyang yang telah terjaga sejak zaman dahulu.Â
Masuk dan berkembangnya digitalisasi dan modernisasi tentu mendorong warga masyarakat kaltim khususnya warga suku Dayak untuk terus berinovasi dan belajar dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Saya sebagai warga asli Kaltim bersuku Paser juga paham betul dengan kultur masyarakat dayak Kaltim. Maka dari itu, tuntutan perubahan dan adaptasi terhadap perubahan zaman demi menyukseskan IKN di masa yang akan datang adalah misi dan perhatian penuh dari seluruh pihak.Â
Atas dasar itulah, peran pemuda kaltim baik mereka yang masuk dalam generasi milenial maupun kita dan generasi di bawah kita yang masih mengenyam bangku pendidikan SD maupun SMP serta SMA adalah mereka yang tengah dipersiapkan sebagai calon generasi emas pembangun Kaltim dan Indonesia secara umum menuju Indonesia Emas 2045.
Tentu ada banyak tantangan yang perlu diperhatikan bagi kita generasi muda khususnya pemuda Kaltim dalam hal ini suku Dayak demi terwujudnya cita-cita tersebut. Tantangan pertama adalah soal modernisasi dan digitalisasi. Sebagai generasi yang hidup di era serba digital tentu kita diharuskan untuk giat dalam belajar dan terus berinovasi. Misalnya, dalam hal belajar kita tak lagi banyak menggunakan buku atau kertas melainkan sekarang sudah beralih dengan e-book dan layanan aplikasi maupun website digital. Memang dalam praktiknya itu adalah hal yang memudahkan dan praktis. Namun jangan salah, ada tuntutan yang harus kita jawab demi bisa menggunakan segala kemudan yang ditawarkan teknologi yakni kemauan untuk belajar. Maka dari itu, perlu kiranya sebagai pemuda Dayak Kaltim kita harus mau dan semangat dalam belajar teknologi, tak lagi hanya menggunakan laptop sebatas mengetik word, excel dan PPT. Lebih dari itu, memahami teknologi dalam hal pengolahan jaringan, korespondensi digital, teknologi jaringan, hingga layanan perbankan digital adalah hal yang perlu dipelajari dari sekaran demi menyongsong IKN.
Tantangan Kedua adalah perihal persaingan dengan bangsa asing. Pesaing atau kompetitor negara asing pasti akan selalu masuk ke Indonesia apalagi jika melihat potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Maka dari itu, untuk dapat bersaing dengan para kompetitor asing secara fer perlu bagi kita menguasai beberapa keterampilan yang diperlukan misalnya penguasaan terhadap bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Dengan menguasai bahasa asing atau setidaknya kita memiliki kemampuan menguasai dua bahasa yakni Inggris dan Indonesia yang baik dan benar (bilingual).
Tantangan ketiga adalah keterbukaan dan kesediaan menerima bimbingan atau dalam hal ini pelajaran dari orang-orang di luar wilayah Kaltim. Sebagai provinsi yang baru ditunjuk sebagai wilayah Ibu Kota Negara baru, tentu ada banyak pr yang perlu dibenahi dan diselesaikan. Salah satunya, pembinaan dan peningkatan kualitas SDA. Peran dari pemerintah dan keseriusan pemuda Kaltim dalam menuntut ilmu atau menyelesaikan tangung jawab akademis adalah keharusan yang tak bisa ditoleransi demi terwujudnya kesuksesan dalam membangun IKN di masa depan.
Tak hanya menyoal tentang tantangan, tentu kita harus menyinggung sedikit tentang peluang apa saja yang bisa dikerjakan oleh para pemuda Kaltim dalam meningkatan kualitas diri serta kesejahteraan ekonomi dalam bidang UMKM. Lantas apa sajakah peluang usaha yang bisa ditingkatkan demi memajukan UMKM di masa depan?
Kerajinan Tangan dan Oleh-Oleh Khas Kaltim
Saat ini, kita yang sering bertamasya ke Kaltim pasti akrab dengan banyak oleh-oleh khas Kaltim. Misalnya amplang, anjat, topi seraung, jajanan pukis, kue-kue khas seperti bikang, keminting, dan aneka oleh-oleh lainnya. Maka dari itu, dibutuhkan peran serta pemerintah dan masyarakat dalam berkolaborasi agar aneka olahan atau buah tangan khas Kaltim dapat menjadi sebuah komoditi andalan dari Kaltim yang dapat eksis dan senantiasa bisa dipasarkan serta tak kalah dengan brand-brand mal ternama dari luar negeri.