Sistem Pengajaran di Kelas
Guru adalah bagian terpenting dari proses berpikir kritis peserta didik di kelas. Pada hakikatnya, sistem pengajaran yang diterapkan di kelas harus disesuaikan dengan keadaan peserta didik dan yang terpenting jenis mata pelajaran apa yang diajarkan di kelas.Â
Jika cara mengajar di kelas yang diterapkan guru tak terlalu mengutamakan pendekatan humanis atau kinestetik maka yang terjadi daya kritis tak akan muncul. Guru akan senantiasa menyamaratakan kemampuan peserta didik tanpa mempertimbangkan kualitas dan kemampuan per individu.Â
Ada beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses pengajaran agar daya kritis siswa dapat terasah. Di antaranya, dengan menerapkan diskusi-analisis, bedah kasus, pembelajaran berbasis masalah, dan lain sebagainya.
Minimnya Literasi
Membaca buku sebenarnya adalah hobi yang sangat bermanfaat bagi siapapun termasuk peserta didik. Dalam proses membaca, kita tak hanya sekedar mengetahui suatu informasi yang belum pernah didapatkan. Lebih dari itu, kita yang memiliki hobi membaca akan mendapatkan banyak perbendaharaan kata dan kemampuan beranalogi yang baik.Â
Selain itu, membaca juga dapat meningkatkan daya kritis bagi siapapun. Literasi dalam proses perkembangan zaman, juga telah bertransformasi menjadi sistem digital yang akrab disebut literasi digital.Â
Walau pada dasarnya menjanjikan banyak kemudahan, namun tetap saja peserta didik seakan tak tertarik dalam urusan membaca. Maka wajar apabila hasil survei yang diadakan PISA terkait kemampuan literasi dan numerasi peserta didik berada di peringkat 74 dari 80 negara di dunia.Â
Kurangnya Motivasi Belajar
Salah satu faktor yang menyebabkan daya kritis peserta didik menurun yakni kurangnya motivasi belajar siswa di kelas. Kurangnya motovasi belajar di kelas biasanya disebabkan oleh minat belajar yang kurang, keengganan membaca dan menulis, sistem pengajaran yang membosankan, serta permasalahan lainnya yang menghambat kemampuan belajar peserta didik.Â
Jika dihadapkan pada situasi tersebut, sebagai guru kita perlu mengubah cara mengajar menjadi lebih menyenangkan. Selain itu, menggunakan media ajar yang variatif dan kreatif seperti kerta karton, sterofom, atau mengadakan kegatan mini jurnalistik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan dirasa perlu demi meningkatkan motivasi belajar peserta didik.