Persoalan lingkungan akhir-akhir ini cukup meresahkan, jika sebagian dari Anda gemar menyaksiakan tayangan yang disajikan oleh Watchdoc di media sosial Youtube.Â
Mungkin dapat sedikit mengubah dan menarik rasa empati serta simpati Anda tentang apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita saat ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021, sepanjang tahun 2021 saja sudah sekitar 10.683 desa/kelurahan yang mengalami pencemaran air.Â
Pencemaran air misalnya banyak ditemukan terjadi di Jawa Tengah, dengan 1.310 desa/kelurahan terdampak. Setelah itu ada Jawa Barat dengan 1.217 desa/kelurahan terdampak, dan terakhir Jawa Timur mencapai 1.152 desa/kelurahan terdampak.
Beralih ke pencemaran air yang berasal dari limbah rumah tangga. Merujuk pada data BPS tahun 2021 tercatat sekitar 6.160 desa/kelurahan mengalami pencemaran air yang berasal dari limbah rumah tangga. Sementara 4.496 desa/kelurahan mengalami pencemaran dari limbah pabrik, dan 27 desa/kelurahan dari sumber-sumber lainnya.
Dari data BPS di atas dapat diasumsikan jika kualitas kebersihan udara dan air yang ada di lingkungan masyarakat sudah sangat tercemar.Â
Permasalahan sepele tentang sampah ini dapat menyebabkan dampak kronis yang berkepanjangan, serta mampu memengaruhi kualitas hidup sehat yang diidamkan oleh masyarakat sehari-hari.Â
Lalu bagaimana dampak sebenarnya dari sampah rumah tangga yang kita anggap biasa dan sering kita lemparkan begitu saja di tempat-tempat pembuangan sampah?
Sampah atau Limbah Rumah Tangga
Dikutip dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya (www.rumah.com), limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, bekas air cucian/detergen, dan lain sebagainya.Â