Mohon tunggu...
Yasri Suharso
Yasri Suharso Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Pekerja Sosial, ayahnya Zeus, Penikmat Teh Poci.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Resah di Ujung Malam

9 Januari 2018   09:39 Diperbarui: 9 Januari 2018   09:56 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://zeinebyat.files.wordpress.com

Tetes air kran satu2 jatuh di wadah berair, berpadu dengan suara detik jam. Langkah berat dari arah lorong, lelaki tua berjalan lewati pojok rumah, wajahnya tenggelam diantara kepulan asap rokok yang terselip di jarinya.

Penghuni rumah terlelap, di buai mimpi indahnya.

Aku... resah, tak tau karena apa, karena siapa.

Kutelusuri alam sadarku, tak kutemukan jawabnya. Ku telusuri alam mimpiku, hanya satu wajah yang kutemukan. Tanpa senyum, apalagi suara. Yang ada hanyalah desah nafas kecewa.

Ku telusuri pikir liarku, yang kutemukan debur ombak tanpa laut. Ku telusuri imaji tentangnya, ku temukan peluh diwajah lelah itu. Dengan tergesa-gesa berburu waktu dia berjalan entah kemana. Ku coba meraih ujung kainnya, di tampiknya, kucoba memanggil dengan lirih, tak didengarnya.

Aku terdiam, aku tersadar, aku terhenyak.

Perlahan aku berbalik dan dengan gontai kutelusuri pekatnya malam. Pelan-pelan langkah ku satukan untuk meraih tujuan. Tak apalah langkah tertatih ini berjalan sendirian.

Mungkin karena aku sang pendosa, sehingga jalannya seperti ini. Harapan dituntun sang malaikat perlahan mulai pudar. Jalanku gelap, terkubur bersama asa. Temaram malam tak mampu menerangi jalan ini. Tak apalah... mungkin asaku menjadi resahnya. Tak apalah... tingkah nyataku adalah duri baginya.

Tapi apakah aku salah mencari cinta dari sang malaikat?

Resahku diujung malam....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun