Mohon tunggu...
Musafir Pandhawa
Musafir Pandhawa Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri 2 Ambalresmi, Kebumen

saya adalah seseorang yang ingin bisa berguna bagi diri sendiri dan orang lain, namun belum tahu apa yang bisa diberikan untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelatihan Petugas Perpustakaan

21 Oktober 2012   07:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:34 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KLASIFIKASI

Istilah klasifikasi berasal dari bahasa latin yang artinya proses pengelompokan yaitu mengumpulkan benda yang sama dan memisahkan benda yang tidak sama. Secara umum klasifikasi dapat diartikan pengelompokan yang sistematis dari sejumlah objek, gagasan atau benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu yang memiliki paling sedikit satu ciri yang sama.

Dasar utama penggolongan koleksi perpustakaan yang paling banyak dipakai adalah penggolongan berdasarkan isi atau subjek buku. Ini berarti bahwa buku-buku yang membahas subjek yang sama akan dikelompokkan bersama-sama. Semua bagan atau sistem klasifikasi, juga klasifikasi persepuluhan Dewey berusaha untuk menyusun semua subjek yang menyangkut keseluruhan ilmu pengetahuan manusia ke dalam susunan yang sistematis dan teratur, yang umumnya terdiri dari sejumlah kelas utama yang masing-masing diperinci menjadi bagian yang lebih lagi menurut suatu urutan yang logis yang biasanya bersifat umum kepada yang khusus.

Manfaat Klasifikasi :


  1. Memudahkan penelusuran informasi
  2. Memudahkan penyusunan / penempatan bahan pustaka di rak
  3. Apabila ada penambahan bahan pustaka baru, dapat langsung di tempat yang semestinya
  4. Memudahkan penyusunan katalog ber-kelas

dalam klasifikasi bahan pustaka selalu diawali analisis subjek, yaitu kegiatan meneliti mengkaji dan menyimpulkan bahan pustaka.

Langkah – langkah Klasifikasi :


  1. Menetapkan Subjek

Informasi yang dipakai dalam proses analisa subjek diperoleh dari :

1.Membaca judul bahan pustaka

kebanyakan bahan pustaka ilmiah, judul telah mencerminkan isi, seringkali dengan membaca judul dapat dengan mudah ditentukan subjeknya

2.Membaca kata pengantar / pendahuluan

dalam kata pengantar biasanya juga memuat lingkup pembahasan buku tersebut

3.Membaca daftar isi

daftar isi memuat bab dan subbab yang dibahas sehingga bisa membantu menentukan subjek buku

4.Membaca pendahuluan

pendahuluan biasanya memberikan keterangan lebih jauh tentang subjek yang dibahas dibandingkan kata pengantar

5.Membaca blurb

memuat garis besar kandungan sebuah buku dan berisi rekomendasi dari penerbit maupun pengarang lain

6.Melalui bibliografi

merupakan daftar pustaka yang digunakan pengarang untuk menyusun buku tersebut

7.Jika semua yang tercatat di atas belum membantu menemukan subjek, maka pustakawan disarankan bertanya kepada ahlinya atau spesialis subjek


  1. Mencari Nomor Klasifikasi

Setelah menentukan topik bahasan kemudian memilih kata subjek sesuai indeks relatif pada buku pedoman DDC untuk menentukan nomor klasifikasinya

Prinsip Klasifikasi

1.Klasifikasikan bahan pustaka menurut subjeknya, kemudian menurut bentuknya

Cth : Kamus Kesehatan dikelaskan pada 613.03, bukan 03 (kamus) karena subjeknya kesehatan dikemas dalam bentuk kamus

2.Klasifikasikan bahan pustaka menurut maksud dan tujuan pengarangnya

Cth :Indonesia Selayang Pandang dikelaskan pada 915.98 karena buku tentang sejarah bukan fiksi / kesusasteraan

3.Klasifikasikan bahan pustaka menurut subjek paling spesifik

Cth :Budidaya Ikan Air Tawar dikelaskan pada 639.98 bukan notasi 639 (perikanan) karena masih terlalu luas

4.Jika suatu buku dapat ditempatkan dalam dua notasi kelas yg sama, maka kelaskan pada kelas yg paling banyak digunakan pengguna

Cth :Riwayat Hidup Ahli Politik dapat dikelaskan pada 923.2 atau 320.9

5.Jika suatu buku membahas 2 atau 3 subjek, kelaskan ke subjek yang lebih luas

Cth :Buku Kristen dan Islam masukkan pada notasi 290 (agama)

6.Jika membahas 2 subjek tanpa ada yg diutamakan, kelaskan ke subjek yang disebut terlebih dulu dalam bagan DDC

Cth :Buku Hukum dan Ekonomi pada notasi 330 (ilmu ekonomi), bukan 340 (hukum) karena dalam bagan DDC notasi 330 disebut lebih dahulu

7.Apabila kita membahas suatu subjek yang belum / tdk terdapat nomor kelasnya lm bagan DDC, golongkan buku tersebut pd nomor kelas yg paling dekat dengan subjek itu dan jangan membuat kelas tersendiri

Cth :Buku Kredit Candak Kulak digolongkan pd 332.7

Bagan DDC terdiri dari kelas utama, divisi, seksi, subseksi yang masih diperinci lagi. Oleh karena itu sistem klasifikasi juga dijasikan dasar untuk penyusunan buku pada rak buku, maka kepada semua kelas, bagian serta sub bagiannya diberikan notasi atau simbol tertentu, sehingga buku yang memiliki notasi yang sama (yang berarti membahas subjek yang sama) dapat dikumpulkan pada suatu tempat.

Unsur DDC

a.Sistematika pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan ke dalam suatu bagan yang lengkap dan dilandaskan pada beberapa prinsip dasar tertentu

b.Notasi, yang terdiri dari serangkaian simbol berupa angka yang mewakili serangkaian istilah (yang mencerminkan subjek tertentu) yang terdapat dalam bagan. Dengan demikian setiap kelas, bagian dan sub bagian didalam bagan mempunyai notasi sendiri yang pada bagan DDC disebut nomor kelas

c.Indeks Relatif, yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan perincian aspeknya yang disusun secara alfabetis dan memberikan petunjuk berupa nomor kelas

d.Tabel Pembantu yang berbentuk serangkaian notasi khusus yang dipakai untuk menyatakan aspek tertentu yang selalu terdapat dalam beberapa subjek yang berbeda. Dalam tabel DDC edisi terakhir terdapat 7 tabel pembantu yaitu tabel Subdivisi Standar, Tabel Wilayah, Tabel Subdivisi Kesusasteraan, Tabel Subdivisi Bahasa, Tabel Ras, bangsa, kelompok etnis, Tabel Bahasa-bahasa dan Tabel tentang orang/pribadi

e.Disamping itu sistem klasifikasi harus menyediakan kelas untuk karya umum, untuk menempatkan karya yang begitu luas cakupannya sehingga tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu kelas utama manapun. Demikian juga untuk karya tertentu yang bentuk penyajiannya lebih dipentingkan daripada subjeknya, seperti pada kesusasteraan

Prinsip Dasar Sistematika DDC

a.Klasifikasi Persepuluhan Dewey pertama-tama membagi ilmu kelas utama kedalam 10 kelas utama. Kemudaian msing-masing kelas utama dibagi 10 divisi dan tiap divisi dibagi lagi 10 seksi sehingga dengan dmikian DDC terdiri dari 10 kelas utama, 100 divisi dan 1000 seksi.

b.Kelas Utama (Main Classes)

Sepuluh kelas utama tersebut biasanya dinamakan ringkasan pertama (First Summary) yang terdiri dari :

000Karya umum

100Filsafat

200Agama

300Ilmu Sosial

400Bahasa

500Ilmu murni

600Ilmu terapan (teknologi)

700Kesenian dan olahraga

800Kesusasteraan

900Sejarah dan geografi

c.Divisi (Devision) biasa juga disebut ringkasan kedua (Second Summary)

600Teknologi

610Ilmu kedokteran

620Ilmu Teknik

...

d.Seksi (Section) disebut juga ringkasan ketiga (Third Summary)

610Ilmu kedokteran

611Anatomi manusia

...

...

618Cabang ilmu kedokteran yang lain

619Ilmu kedokteran eksperimental

e. Pembagian lebih lanjut

612Fisiologi manusia

612.1Darah dan peredaran darah

612.2Pernafasan

612.3Makanan dan metabolisme

612.4Pencernaan dan kelenjar

...

...

612.8Susunan syaraf dan alat indra

612.81Syaraf dan urat syaraf

612.82Otak

612.83Syaraf tulang belakang

612.84Mata dan penglihatan

612.85Telinga dan pendengaran

Kode klasifikasi Agama Islam

297.0 Tema Umum tentang Islam
297.12 Sumber-sumber Agama Islam: Al-Qur'an
297.13 Sumber-sumber Agama Islam: Al-Hadits
297.2Aqidah dan Ilmu kalam
297.3 Ibadah
297.4 Fiqh, Hukum Islam
297.5 Akhlak, Tasawuf
297.6 Sosial dan budaya Islam
297.7 Perkembangan Islam
297.8 Aliran-aliran dan Sekte-sektenya
297.9 Sejarah Islam dan Biografi tokoh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun