Mohon tunggu...
Musafir Pandhawa
Musafir Pandhawa Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri 2 Ambalresmi, Kebumen

saya adalah seseorang yang ingin bisa berguna bagi diri sendiri dan orang lain, namun belum tahu apa yang bisa diberikan untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Musafir.... Musafir.... Musafir

5 September 2012   02:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:54 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Musafir..... Musafir.... Musafir

Sang Musafir telah berjalan sampai datang waktu dhuhur. Tak kan mungkin kembali ke waktu pagi di kala mentari mulai terbit.
Kini telah tiba waktu dhuhur saat Surya mulai menyengat kulit tipis yang merapuh. Waktu sejuk telah berganti menjadi terik yang membuat hitam legam.
Saatnya Sang Musafir menuju Senja, menunggu terbenam Surya, saat sepi mengiringi langkahnya. Tak akan mampu Sang Musafir kembali masa yang awal. Bertemankan gelap tanpa lentera, mungkin hanya pancaran bulan dan bintang jika tak terhalang mendung menghampiri. Tinggalah musafir seorang diri, mungkinkah dapat tertidur seperti pengantin baru di ranjang pengantin, ataukah dilanda gelisah seperti nara pidana yang dihantui rasa bersalah akan dosa di masa pagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun