Mohon tunggu...
Adji Widagdo
Adji Widagdo Mohon Tunggu... -

Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak mau mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Negeri Aman dari Serangan Militer Imperialis

23 Agustus 2012   03:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:26 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu strategi kaum imperialis penjajah yang di motori oleh kaum bankir yahudi jahat adalah dengan mengobarkan konflik militer di dunia ini, itulah pola yang terbaca pada masa perang Dunia pertama dan kedua, kemudian dengan politik adu domba untuk menciptakan instabilitas keamanan disatu wilayah yang menjadi incaran mereka.
Amerika pada kenyataannya adalah negara utama yang berhasil dimiliki oleh bankir bankir swasta kaum imperialis tersebut, hal tersebut jelas terlihat dengan adanya BANK SENTRAL milik mereka yang tidak tersentuh oleh pemerintahan Amerika, sesungguhnya bank sentral lah yang mengatur segala sesuatunya di negeri tersebut sehingga seorang presiden Amerika memerlukan restu dari mereka dalam dalam mengatur negaranya.
Melalui perang maka seluruh potensi infrastruktur sebuah negara digerakkan atas nama cinta tanah air, membela negara dan negeri sahabat untuk membuat senjata guna memenangkan perang, dan semua industri pun menggenjot seluruh potensi nya a sampai z guna mendukung peperangan.
Atas nama perang pemerintah suatu negara menaikkan budget keuangannya, dan salah satunya adalah dengan meminjam uang dari para bankir bankir yahudi imperialis, tentunya pinjaman dengan bunga.
Dilain sisi di negara yang menjadi lawan nya,juga melakukan hal serupa dan sama,meminjam uang kepada bankir bankir swasta yang pada dasarnya merupakan kolega atau saudara dengan bankir bankir di negara lawannya. Perang dengan 2 sisi mata uang yang selalu dan akan mengarah kepada bankir bankir swasta tersebut, sungguh besar keuntungan yang di dapat bankir bankir swasta itu, negara yang kalah tetap berhutang dan negara yang menang juga tetap berhutang kepada mereka. itulah makna di balik Perang Dunia 1 dan ke 2.
Melalui hutang pada akhirnya negara pemenang di kontrol penuh mereka dengan menaikkan pemimpin anak didik mereka dengan satu tujuan mengamankan pinjaman dengan bunga, tetap mengontrol sistem keuangan serta pemerintahan dan untuk negeri yang kalah otomatis juga menjadi jajahan mereka, selalu dan akan seperti itu pola yang terjadi,salah satu contoh adalah dengan menyerahkan aset sumber daya alam milik negara yang kalah untuk dikelola guna membayar hutang akibat perang tersebut, itulah kejahatan imperialisme ciptaan bankir bankir swasta.
Sumber daya alam yang menjadi incaran dan primadona selalu dan pasti berupa kekayaan minyak - gas serta mineral mineral penting untuk energi,dengan menguasai sumber sumber energi mereka akan menguasai dunia. Dan siapakah pemilik di belakang layar perusahaan perusahaan yang mengelola kekayaan alam tersebut?jawabannya selalu bankir bankir swasta pemilik uang.
Langkah jahat selanjutnya mereka adalah mencipta sistem keuangan dunia dengan nama Bank Dunia, IMF dan lain lainnya yang sejenis, dengan selalu uang dolar Negara Amerika yang dijadikan patokannya, negeri Amerika adalah negeri awal mereka kaum bankir, melalui Amerika mereka akan menjajah dan mengatur negara negara di seluruh dunia, mata uang Amerika selalu menjadi patokan hal2 yang berhubungan dengan energi dan mineral penting di dunia, harga minyak dunia-harga gas-batubara, harga emas perak dan hasil tambang lainnya selalu berpatokan dengan mata uang dolar Amerika.
Pola atau bentuk baru kaum bankir bankir swasta ini dalam menguasai dunia selanjutnya adalah dengan atas nama globalisasi dan privatisasi, tetapi pada dasarnya dibelakang itu semua atas nama pasar saham mereka lah yang berada dibelakang layar. Mengatur naik turunnya indeks saham di pasar uang Internasional sesuka mereka dan demi keuntungan mereka saja, sejatinya ini sungguh kejahatan luar biasa, segelintir bankir bankir menguasai hajat hidup manusia di seluruh dunia.
Negeri Amerika adalah negara awal di ciptakannya sebuah BANK SENTRAL, dan disebarkanlah metode ini ke seluruh dunia lewat mekanisme BIS ( BANK FOR INTERNASIONAL SETTLEMENTS),sistem keuangan mendunia ciptaan mereka guna tetap bisa mengatur seluruh umat manusia di dunia.
Ada 7 negara di dunia yang menolak bergabung dalam BIS, Yang menempatkan mereka di luar jangkauan peraturan bank sentral para bankir bankir di Swiss. :
1. Irak
2. Lebanon
3. Sudan
4. Somalia
5. Libya
6. Suriah
7. Iran
Yang paling nyempal adalah Libya dan Irak, dua negara yang telah benar-benar diserang. Kenneth Schortgen Jr, menulis di Examiner.com, mencatat bahwa enam bulan sebelum AS bergerak ke Irak untuk menghancurkan Saddam Husein, negara minyak ini telah membuat langkah untuk menerima Euro bukan dollar Amerika untuk minyak, dan ini menjadi ancaman bagi dominasi global dolar Amerika.
Gadaffi mengambil langkah yang sama beraninya: ia memulai gerakan untuk menolak dollar Amerika dan Euro, dan mengimbau negara-negara Arab dan Afrika untuk menggunakan mata uang baru sebagai gantinya, dinar emas. Gadaffi menyarankan membentuk benua Afrika Bersatu, dengan 200 juta penduduknya menggunakan mata uang tunggal.

Alex Newman menulis dalam the New American:
'Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pekan lalu, para pemberontak melaporkan hasil pertemuan yang diselenggarakan pada tanggal 19 Maret 2011. Antara lain, para pejuang revolusioner mengumumkan 'pendirian Bank Sentral Benghazi sebagai otoritas moneter kompeten dalam kebijakan moneter di Libya dan pengangkatan Gubernur Bank Sentral Libya, dengan markas sementara Benghazi.'

Lalu lihatlah hukuman apa yg di jatuhkan kaum bankir imperialis kepada negara negara tersebut,
- Irak dengan Saddam Husein nya atas nama SENJATA PEMUSNAH MASSAL yang didengungkan lewat media media informasi yang milik mereka juga akhirnya dihancurkan.
- Lebanon dilanda perang saudara yang masih terasa dampaknya hingga sekarang, dan terus di intimidasi sampai saat ini.
- Somalia sudah tergolong negara gagal dan miskin,perang saudara menimpa mereka,menjadi negera antah berantah dengan di dominasi kaum perompak internasional, sempat kapal Indonesia menjadi sandera belum lama ini.
- Sudan sudah dipecah mereka menjadi negara Sudan dan Negara Sudan Selatan.
- Libya , baru saja selesai di obrak abrik mereka dan berhasil.
- Suriah, lebih nyata lagi dan aktual, sedang di acak acak saat ini dengan kombinasi adu domba-konflik bersenjata - corong media televisi dan media tulis yang tetap saja merekalah yang berada dibelakang layarnya,Namun masih bertahan sampai saat ini, entah sampai kapan.
- Iran, negeri yang selalu diancam mereka, di fitnah dengan energi nuklirnya dan di embargo selalu dihalang halangi kemajuan mandiri ekonominya sejak 30 tahunyang lalu.
Semua negera disebutkan tadi, akan selalu menjadi target dan incaran mereka dan tetap pada akhirnya melalui konflik bersenjata atau lewat PERANG, dengan di embel embeli HAM dan atas nama PBB, selalu akan seperti itu pola dan taktik mereka dalam menguasai dunia. Negara negara di dunia harus mempunyai Bank Sentral Nasional yang mengikuti kehendak BANK SENTRAL ciptaan mereka,
Dalam sebuah artikel tahun 2002 di Asia Times berjudul " BIS vs Bank Nasional," Henry Liu menyatakan:
'Peraturan BIS hanya melayani satu tujuan yaitu memperkuat sistem perbankan internasional swasta, bahkan bila itu membahayakan ekonomi nasional sebuah negara. BIS melakukan sesuatu untuk sistem perbankan nasional sebagaimana IMF melakukan untuk rezim moneter nasional. Perekonomian nasional di bawah globalisasi keuangan tidak lagi melayani kepentingan nasional suatu negara.

FDI [investasi asing langsung] dalam mata uang asing, terutama dolar, telah mengutuk ekonomi nasional membawanya ke dalam pembangunan yang timpang terhadap ekspor, hanya untuk pembayaran bunga dalam mata uang dolar untuk Penanaman modal asing / PMA, dengan keuntungan bersih sangat sedikit untuk ekonomi domestik suatu negara.

Dengan perang mereka kaum bankir internasional menguasai aset kekayaan alam suatu negara,contoh diatas sudah menyebutkannya,mereka tembakkan fitnah-perang saudara-senjata senjata ringan dan berat semata demi keuntungan mereka saja, kemudian masukkan negara tersebut ke sistem keuangan internasional - rampas kekayaan sumber daya alamnya - globalisasi - privatisasi segala bidang dan akhirnya lewat secarik kertas bernama UANG merekalah pemilik Dunia.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia adalah negara mengikuti sistem BIS - IMF - FDI dan semacamnya untuk turut membantu neraca keuangan nasional pembangunan negaranya, tak perlu di buat konflik berakhir perang lewat senjata seperti di Libya - Sudan - Somalia - Irak - Lebanon - Suriah.
Disana kami tembakkan jutaan peluru untuk menguasainya, di Indonesia tanpa menembakkan sebutir peluru pun kami sudah menguasai segalanya, begitulah kira kira pemikiran bankir bankir swasta imperialis dalam benaknya. Salam bulan Syawal..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun