Saat pertema bertemu, aku langsung mengukir namamu dalam hatiku.
Bersenda gurau, mengumbar janji bah seorang pangeran.
Setiap malam engkau bagaikan hitungan domba-domba,
pengantar tidur malamku
Seakan tidak menginginkan ada hari esok,
yang ada sekarang dan sekarang.
Namun....
Kebosanan itu muncul perlahan- lahan,
diikuti sifatmu yang mulai menjauh.
Aku terjebak dengan fatamorgana yang ada.
Mencoba lari mencari kepastian,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!