Mohon tunggu...
Nur Jamaludin
Nur Jamaludin Mohon Tunggu... -

Sosial Enterpreneur, Peneliti, Dosen dan Aktifis Ekonomi Syariah

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Antara Perempuan dan Koperasi

23 Januari 2019   22:44 Diperbarui: 26 Januari 2019   08:01 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan Indonesia masih banyak yang belum beruntung, karena faktor ekonomi keluarga masih banyak dari mereka yang harus mengadu nasib di luar negari, berpisah dengan keluarganya. Enam jutaan perempuan atau ibu yang harus berjuang ke luar negeri menjadi TKW (ILO,2012).

Di lain pihak ada sekitar 7 jutaan perempuan Indonesia yang menjadi kepala keluarga dan masih hidup di bawah garis kemiskinan. Tentu hal ini harus menjadi perhatian kita bersama untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Koperasi perempuan bisa menjadi solusi bagi problem tersebut, tulisan ini akan mengupas bagaimana peran koperasi perempuan dalam mengurangi kerentanan ekonomi mereka.

Sebuah survey yang dilakukan terhadap 600 responden yang terdiri dari praktisi koperasi, LSM, akademisi dan pekerja pemerintah di Eropa, Asia, Amerika utara, Afrika, Amerika tengah dan utara, dan Timur Tengah oleh International Labor organization (ILO) bekerja sama dengan International cooperative Alliance (ICA) bulan Maret 2015 ini menunjukkan bahwa 75% responden merasakan partisipasi perempuan dalam berkoperasi naik dalam kurun 20 tahun terakhir.

Temuan lain yang menarik dari survey tersebut adalah bahwa koperasi oleh 80% respondennya dianggap lebih baik dibandingkan organisasi bisnis perseorangan ataupun bisnis publik dalam meningkatkan kesetaraan gender (advancing gender equality), selain itu survey juga menunjukan bahwa dua per tiga responden merasakan kesempatan perempuan terlibat dalam kepengurusan dan manajemen koperasi adalah hal yang penting dalam feature sebuah koperasi.

Dari survey tersebut juga tergambarkan juga bahwa 50% responden merasakan bahwa pendidikan dan pelatihan anggota adalah sesuatu yang vital dalam meningkatkan keterampilan mereka (cicopa.coop)

Dari survey tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa eksistensi koperasi di belahan dunia telah mengambil peran signifikan dalam peberdayaan perempuan, mengingat perempuan dalam ekonomi adalah sosok yang sangat rentan (vulnerable) jatuh ke garis kemiskinan. Lebih setengah orang miskin di dunia adalah perempuan. Ada sejumlah sebab kenapa perempuan lebih rentan terhadap kemiskinan.

Cawthorne (2008) menjelaskan setidaknya ada beberapa alasan, seperti: perempuan dibayar lebih rendah daripada laki-laki walaupun memeliki kualifikasi dan jam kerja yang sama, perempuan lebih banyak menghabiskan waktu untuk kerja tak berbayar seperti merawat anak, perempuan lebih banyak terbebani biaya membesarkan anak, efek melahirkan pada perempuan sehingga kehilangan produktifitasnya, juga kekerasan domestik maupun seksual yang kerap dihadapi perempuan.

Koperasi menjadi kendaraan yang efektif dalam pemberdayaan perempuan di seluruh dunia karena dalam operasionalnya koperasi didasari oleh 7 prinsip yang mampu memberikan kesempatan yang lebih tinggi kepada perempuan untuk lebih mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.

Prinsip koperasi seperti: kemandirian, pendidikan dan latihan serta pengelolaan yang demokratis mendorong partisipasi perempuan yang lebih tinggi dalam melakukan pengembangan diri (self-empowerment) dan mengurangi ketergantungannnya terhadap pihak lain.

Tidak semata mencari profit, sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh koperasi dialokasikan juga untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan anggota, kegiatan sosial masyarakat dan aktivitas pembinaan lainnya. Inilah yang membedakan koperasi dari jenis badan usaha lainnya, juga dari kegiatan lembaga sosial apapun. Keseimbangan antara mencari keuntungan dengan pembinaan anggota dan kontribusi sosial (social contribution) menjadi ruh aktivitas koperasi.

Jangan heran jika manfaat koperasi bagi kaum perempuan di banyak belahan dunia telah dirasakan secara jelas dalam meningkatkan harkat dan martabatnya dan mengangkat perempuan dari jurang kemiskinan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun