Sekejap saya memandang lurus, wajahnya berubah beku dan serius. Dia tampak kurang berkenan dengan nama itu dan lebih keki lagi, kerna nama itu baru saya beritahukan sekarang ini.
Wajahnya pun mendekati wajah saya dengan tegang.
Baiklah! Aku akan pergi! Tapi hati-hatilah, aku akan melakukannya lagi! Katanya sembari ngeloyor pergi.
Saya melepasnya, menatap dia melangkah meninggalkan saya hingga menjauh, dan saat itu, saya sudah menyadari bahwa Sejarah, tidak akan pernah benar-benar meninggalkan saya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!