Pagi hari ku buka jendela
Matahari datang menyapa
Seperti lama tak pernah jumpa
Sehabis lelap tanpa terjaga
Pagi itu di Januari
Serasa berjalan ke taman obituari
Tempat kau lelap terkubur puisi
Sehingga ku hanya duduk menepi
Sebelas Januari pagi terbaik
Matahari naik belum menukik
Aku mencari-cari cahaya larik
Sebelum segera tertelan terik
Aku membuka pintumu berwarna putih
Seperti membuka sedih
Di antara dahan seroja getih
yang selalu membelah perih
Aku belum pula bergerak
Meski Januari beranjak
Aku harus meyakinkan lagi
Adakah kita terhenti lagi
di sebelas Januari?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H