Bagaimana Kabar Istrimu, Jon?

Bagaimana Kabar istrimu, Jon?

Joni tidak pernah menjawab. Wajahnya terlihat tidak nyaman, dan biasanya Joni akan berpaling dan pergi tanpa jawaban. Saya sudah terbiasa dengan perilaku aneh tersebut, lalu Joni akan menghilang setelah mendapat pertanyaan seperti itu.

Saya tidak tau sejak kapan dan mengapa Joni berlaku seperti itu, mungkin dia tidak punya istri sehingga pertanyaan itu terkesan mengejeknya. Bagaimana dengan istrimu Jon? Ya! Saya pikir begitu.

Atau ada spekulasi lain? Bisa saja Joni sudah beristri, dan mungkin saja sudah berpisah, atau istrinya mati, bisa pula istrinya  tidak mau diekspos, atau dia ditolak cintanya, atau jangan-jangan...? Ah, sudahlah! Saya tak hendak berspekulasi dan tidak mau menanyakan soal istrinya.

Saya kenal Joni sebagai seorang lelaki penyendiri, dia kurang berteman, tapi cukup dekat dengan saya. Barangkali saya satu-satunya teman yang dirasa bisa membuatnya nyaman.

Kau tidak ikut-ikutan menanyakan kabar istriku bukan? Tanya Joni. Saya menggeleng.
Tidak! Kata saya. Dia senyum sekilas seperti merasa aman. 

Ketika itu siang hari saat break kerja. Oh iya, kami bekerja di sebuah pabrik skala menengah, dan kebetulan saya dan Joni bekerja di bagian yang sama yaitu bagian maintenance atau pemeliharaan.

Joni seorang pekerja yang terampil, memiliki lengan kekar sehingga dia diandalkan untuk pekerjaan alat-alat besar. Joni bisa mengunci baut segede gaban dengan kekuatannya, bahkan begitu gampang mematahkan sekrup melewati strainnya.

Jadi hampir semua operator pabrik paham jika bertanya kepada Joni, bagaimana kabar istrimu, Jon?  Mereka harus bersiap menerima feedback yang kurang enak.

Higga di satu insiden, Joni tampak marah banget, ketika seorang operator baru bertanya pertanyaan sensitif itu.
Bagaimana kabar istrimu, mas Jon? Tanya operator anyar sok akrab.