Baiklah. Pertandingan sepak bola adalah dua sisi mata uang, menang atau kalah, begitu sederhana. Namun tak sesederhana proses pencapaiannnya dan endurance sebuah kesebelasan, boro-boro membentuk skuad yang memiliki jati diri permainan.Â
Garuda tidak memiliki style permainan yang pageh, seperti Thailand atau Vietnam. Permainan Garuda mudah berubah-rubah seperti tidak memiliki fondasi, bisa macem-macem, bisa bermain cepat, lambat, satu-dua, long-ball, direct ball, gaya Brasil, Eropa, dan lain-lain.Â
Padahal menurut aku, pemain bola kita secara individu, sangat alamiah dan memiliki talenta kuat dengan skill hebat.
Namun entah kenapa secara tim, kesebelasan kita rentan performa, hari ini bermain jelek, besok bermain bagus. Setiap akan menghadapi suatu event pertandingan, selalu saja muncul keraguan, mainnya bagus apa jelek ya?
Aku pikir dari segala hal, faktor pelatih adalah dominan untuk menjadikan tim yang menangan atau kalahan.Â
Seperti aktual pada skuad Garuda U23 ini, Individu pemainnya keren, tapi ketika bermain sebelas, performa tim tidak selaras dengan kelas masing-masing pemain.Â
Aku pikir dalam hal ini, pelatih mesti bertanggung jawab, pelatih mesti jujur dan terbuka dan enggak terus mencari hal di luar dari kapabilitas tim.Â
Permainan taktik dan strategi Garuda selama ini boleh dikata tidak juga bergeser. Pelatih STY selalu membuat strategi misteri atau kejutan disaban laga, mungkin hanya itu yang tersisa dari semua hal yang menarik.
Tetapi jujurly, senjata rahasia STY di setiap laga, tetap saja akan bermuara pada performa dan hasil akhir dari permainan tim itu sendiri, apapun strateginya, apapun taktiknya.
Dan ternyata performa tim keseluruhan, belum bisa memenuhi harapan selama tiga tahun kepemimpinannya.
Dari laga final AFF U23 2023 minggu lalu, secara jujur kita mesti mengakui bahwa Vietnam bermain lebih baik dari Indonesia dan mereka layak untuk juara.