Satu perempuan menjaja puisi
Di satu pasar kala matahari
Berkali-kali dia menyanyi
Tapi dibayar lara di hati
Lalu dia pilih berhenti
Aku berdiri mendekati
Kataku, puisi itu bukan berbaik hati
Bisa-bisa menjual hati
Bukan hal mudah menjual puisi
Biar ku beli saja sebanyak rindu
Namun patah hati telah membiru
Perempuan pergi membungkus puisi
Tetap terlihat bayang sejati
Tentang warna bunga yang sepi
Tentang warna embun pelangi
dan seribu larik berwarna-warni
Aku menghiburnya terakhir kali
Sesekali petinggi pasar memang buta warna
Hanya mengenal warna black & pink
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI