Setelah mengambil Coppa Italia, inilah level tertinggi tentang para lelaki Black and Blues di musim yang fenomenal bagi raksasa Italia tersebut, siap menapak Final Liga Champions UEFA membenturkan The One and Only, super Manchester City.
I Nerazzurri yang  kini telah berkembang di tangan Simone Inzaghi perihal permainan ringkas, derivat dari identitas Antonio Conte.
Inter Milan yang akan bertarung pada dua lelaki depan Lautaro Martinez yang berperan sebagi anti-forward, back to back dengan penyerang murni Edin Dzeko.
Menganut 3-5-2, Inter memainkan pertahanan mereka yang terdalam tanpa takut siapapun penyerang dari oposannya , mereka bermain fleksibel menyesuaikan diri dengan pergerakan lawan dengan prinsip dua depan dan tiga belakang.
Saat serangan lawan dari sayap, Inter memainkan rantai miring dua gelandang Mkhitaryan dan Barella dengan puncak gelombang pada gelandang bertahan Hakan Calhanoglu di tengah, yang siap menyaring striker lawan.
Sementara dalam kasus fast break, bakat serang Henrikh Mkhitaryan akan menemukan waktu tepatnya di tangan Calhanoglu untuk melesat meledakkan Lautaro.
Memakai 2 wing back, Federico Dimarco yang pintar dan Denzel Dumfries yang dinamis, menambah 5 rantai belakang yang berjarak lekat sehingga sukar dipenetrasi.
Adapun tiga center back, Bastoni, Acerbi dan Darmian, memiliki signaturenya sendiri-sendiri selain keteguhan mereka sebagai bek tengah.Â
Bastoni dengan penguasaan bola terbaik yang tiba-tiba bisa menjelma menjadi striker, Acerbi di tengah adalah gabungan dari pemimpin, sweeper dan positioner handal, sementara Darmian terlanjur kondang dengan duel 1v1 dan moblitasnya.
Terakhir di gawang, berdiri Andre Onana bekas penjaga Ajax ini lihai dalam passing yang sangat menyerang dari titik awal build up.
Prinsip fleksibel defensif yang konsisten ini yang mengantar Inter mengalahkan suadara rumahnya AC Milan dengan clean sheet 3-0 pada final Coppa.
Beberapa terjadi, ketika Inter dalam transisi atau keluar posisi, dan momen ini dimanfaat lawan dengan passing atau pergerakan cepat lawan untuk menusuk tajam, lewat celah terbuka dan menarik attemp ke gawang, tetapi itu sangat jarang lawan bisa menangkap momen begini dari Inter.
Apakah Jack Grealish, Ryad Mahrez atau Bernardo Silva bisa menarik momen ini guna membuat lubang yang membuat luka I Nerazurri?
Tapi nyatanya, Inter akan baik-baik saja dengan membiarkan lawan mereka menguasai bola bahkan hingga di bagian belakang lapangan mereka.