Waktu itu pagi di enam juni
Aku pergi mengubur puisi
Di tanah yang tinggi pada hutan yang sepi
Cuma aku, lalu kamu di dalam tanpa tepi
Aku tidak menaruh bunga di kepalamu
Tidak juga batu di kakimu
Cuma pohon, langit dan bumi
Seperti layaknya sehari-hari
Aku tak akan mengunjungimu lagi
Menghapus  telinga yang tuli
Membuang uang yang melukai
Melupakan mesin-mesin hati
Aku akan hidup dengan cahaya matahari
Memainkan lagu pagi kembali
Tapi bagaimana dengan malam kini?
Aku masih saja pahit dan menangisi
Tanpa seorang pun mengetahui
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H