Terkadang kamu bangun dari ranjang di fajar pagi dan berpikir, apakah saya masih bisa melewati hari ini? Barangkali sejarah day to day kamu meninggalkan beban ataupun masalah sehingga mulai membuat handicap di tepi tempat tidurmu di pagi hari.
Dan saya pikir kamu akan kembali tertawa di dalam hati, bahwa ini adalah copy paste sehabis kamu menjalaninya bertahun-tahun dengan cara yang sama.
Kamu bangkit berjalan menggapai toilet, melakukan pipis yang sudah tertampung di dalam kantung semalaman, lalu berjalan ke arah cermin dan menghadapinya. Memandang wajah bangun tidurmu beberapa detik, mungkin mengusap janggutmu yang mulai berduri kasat di telapak.Â
Kamu mengambil sisir dan mulai menyisir rambutmu yang mulai menyusut dan tipis, berwarna hitam diselang kelabu yang tidak enak dilihat, dan kamu merapikannya dengan usaha payah.
Melepas piyama dan melemparkannya ke atas bed lalu memutar keran shower untuk mandi membaui sabun mandi yang wanginya terlalu sering sehingga hanya terasa busa yang berderai.
Lalu kamu menyiapkan baju kerjamu yang sudah tersetrika dari almari, memakainya dan mengikatnya dengan dasi yang selalu menekan lehermu. Apakah semakin hari bertambah semakin kencang ikatannya di leher kamu? Ah, mungkin kamu baper!
Keluar kamar dengan hawa badan yang lebih fresh, mengambil kantung pelet di atas bufet dan menuangkannya ke mangkuk si pus, kucing yang semula lelap menghampiri  serta memandangmu dengan mata kelerengnya dan ekornya berkibas.Â
Dia mulai melahap butiran aneh makanannya dengan lahap sama seperti kemarin, sama seperti minggu lalu, bulan lalu dan 8 tahun lalu. Yah, tanpa terasa hampir 8 tahun kucing ini memakan butiran sama, dan tanpa disadari dia terlihat tua. Kamu mungkin baru ngeh, jika melihatnya hari ini, 8 tahun berlalu? Dan mencoba memencet ilmu gugel berapa lama sih kucing bisa bertahan hidup?
Kamu berharap untuk tidak terjebak dengan binatang bercakar ini, lebih memilih melangkah ke beranda depan untuk memungut koran yang dilempar loper yang sudah sangat langka saat ini.
Lalu membuka koran di atas meja makan membaca di halaman muka, kejadian harian yang hampir selalu horor. Horor politik, horor tangkap tangan, horor integritas, horor intoleransi, membuat perut kamu mual di pagi hari, lalu melempar surat kabar ke tumpukan koran bekas.
Kamu berbalik menuju dapur dan menyalakan mesin kopi dan mereguknya panas-panas tanpa gula, mengoles roti dengan butter dan mengambil sosis dan daging asap dari microwave lalu menumpuknya di sandwich. Sama seperti pagi kemarin dan silam, kamu mengunyah roti kali ini tanpa lettuce, barangkali kali, ini musim hujan sehingga petani milenial gagal panen selada.