Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Merah-Putih yang Sering Dilihat Hitam-Putih

28 Januari 2022   16:06 Diperbarui: 28 Januari 2022   16:09 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain muda Marcelino Ferdinand (foto: I Nyoman Mahayasa)

Kita memang kebiasaan up and down, ketika timnas Indonesia bermain cool kita menyapa upgrade, sesaat performa timnas tidak maknyus kita pun mendown grade. Kebiasaan melihat timnas secara black and white jadi terlihat norak, ketika terjadi kebalikannya, yang kita pediksi jelek ternyata bagus yang tadinya ngarep keren jadi gambes. Timnas memang menjadikan banyak penulis terombang-ambing, makanya  ikuti nasehat penulis puisi Charles Bukowski, jangan pernah mau menjadi penulis puisi.

Perhelatan Hari Match Football kemarin di stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali, adalah juga merupakan alternatif  melancong ke Bali Bird, atau Bali Zoo, atau keliling saja ke desa Mas Ubud menikmati keindahan ukiran high class dari kayu trembesi oleh seniman detail Bali.

Untuk tidak mengambil hati terhadap pandangan bahwa penampilan Timnas Indonesia saat  melawan Timor Leste, sangat-sangatlah mengecewakan, ada baiknya menikmati keindahan Gianyar.

Sehingga kita bisa melihat dengan santai pertandingan bersahabat ini dari berbagai sudut sesuai suasana Bali, dan kita tidak langsung ngegas untuk melihat laga ini sebagai laga masa depan timnas Garuda, tidak juga terjerumus ke dalam kiamat timnas sudah dekat.

Menikmati pertandingan timnas Garuda secara personal akan lebih melegakan, ketimbang mematok benchmark timnas utuh di segala lini, yang malah membikin darah tinggi. Menikmati permainan Timor Leste sendiri,  juga bisa menyeimbangkan kejiwaan, sehingga tidak terlalu miring. Menikmati timnas Indonesia dari sisi proses pemain subordinat dan pemain muda debutan juga lebih mencerahkan, untuk menghilangkan noise dari tinjauan terhadap timnas yang sporadis dan 4L.

Kita bisa menikmati dengan melihat pemain-pemain Timor Leste memainkan bola simple dan sempat unggul 1 kosong di babak pertama. Keistimewaan mereka adalah, hampir semua kaki-kaki pemain Timor Leste begitu kuat, kokoh dan rigid, perebutan diantara 4 kaki selalu dimenangkan lelaki Timor Leste,  mereka jarang terjerembab karena kuda-kuda mereka seperti scaffolding. 

Barangkali pelatih Shin Tae-yong bisa mencari bocoran, kenapa kaki-kaki pesepakbola Timor Leste bisa kaku sekuat steger, untuk direkayasa kepada pemain kita.

Menikmati permainan Timnas dengan harapan melambung, juga akan menjadi salah start dan sedikit kurang pintar didalam laga ini, karena banyak hal yang baru dan yang lebih menarik, ketimbang duduk manis ngarep permainan tiki-taka, dan harapan kehebatan final AFF lalu, yang akhirnya melahirkan kekecewaan karena halu yang enggak kesampaian.

Padahal ada keindahan Sani Rizky meski bukan sebagai supersub dari Asnawi Mangkualam, tetapi skill dan boosting yang terlihat enggak terlalu jomplang ketika timnas tanpa Asnawi. Wingback kanan ini membawa keanehan tersendiri dan sekejap melupakan kehadiran Asnawi selama pertandingan berjalan.  

Pivotingnya menawan seperti sayap murni padahal Sani adalah pejabat defender, turn-overnya lumayan untuk menghambat nomor punggung 10 Timor Leste, goalgetter Mouzinho lebih berbunga. Sani makanya tampak tergantikan sepanjang 90 menit lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun