Gol balasan oleh Newcastle adalah cermin asli bahwa Manchester United kembali terperangkap ke kedalaman yang kosong, ketika bola atas mengecoh duo pivot Pogba dan Matic yang overrun, Â bola pun dilarikan oleh sang sinar perak quicksilver Newcastle, Miguel Almiron, yang berhak mengalahkan Maguire. Dia segera melambungkan bola ke kanan.Â
Serta merta aroma gol sudah merebak ketika situasi lapangan meletakkan MU pada dua bek plus Luke Shaw berhadapan tiga lawan tiga dengan  penyerang The Magpies. Keadaan ini memaksa overload pada bek Raphael Varane yang kemudian ditekuk oleh striker Allan-Saint-Maximin  yang back to back dengan flank kanan Javier Manquillo. Lalu dengan gampang Manquillo melaju melewati David De Gea untuk menyamakan skor 1-1 di menit ke 52.
Meskipun skor akhir 4-1 untuk kemenangan Setan Merah, ini sama sekali bukan cerminan United telah memutar sekrup dengan kepulangan putera ajaib mereka, Cristiano Ronaldo. Melawan Newcastle United kemarin malam bisa dilihat sebagai warning bagi MU ditengah eforia pemujaan CR-7, bahwa MU tidak juga beranjak.Â
Setelah menjalani delapan musim tanpa gelar liga dan menghabiskan setengah miliar pound selama lima tahun terakhir, maka Ole Gunnar Solskjaer didapuk menjadi Manajer United terlama yang tidak memenangkan trofi.
'Pertaruhan' debut CR-7 kemarin adalah pertandingan lapangan setengah jenuh yang tersaji di babak pertama, dimana pasukan Steve Bruce yang berawal memakai formasi 5-4-1 membuat permainan taktik Newcastle dengan menghabiskan waktu yang masih penuh. Hal ini dibalas oleh pasukan Solskjaer dengan usaha keras membongkar Newcastle dengan banyak operan yang ceroboh dan kehilangan bola yang menempatkan Harry Maguire cs pontang-panting.Â
United tidak banyak mengontrol permainan sebelum gol pertama Ronaldo, sementara Joelinton cs tidak bermain tenang setelah membalas skor MU menjadi 1-1 di awal babak kedua.
Tentu saja menyenangkan perihal debut brace Ronaldo, tapi sejujurnya hanya gol keduanya yang masih menyiratkan Ronaldo adalah pencetak gol berkaliber tertinggi. Gerakan yang selalu dihormati oleh kawan dan lawan terlihat lagi saat CR7 melambat seperti film menyambut terobosan yang sejajar dengan pelariannya. Menghindari sapuan Isaac Hayden sebelum sepakannya melewati benturan kolong kaki kiper Woodman untuk mencipta gol keduanya.
Gol ketiga dan keempat adalah cerita lain yang seakan tidak bersambung dengan gol pemujaan nostalgia CR7. Gol ketiga dilakukan oleh Bruno Fernandes yang adalah teammate Ronaldo di tim nasional Selecao da Quinas, adalah gol yang berkelas dengan pakem yang telah menjadi trade mark MU sejauh ini.Â
Demikian menyusul gol ke empat oleh Jesse Lingard yang elegan. Jesse sejauh ini mulai menampilkan recovery pencetak gol yang menakjubkan setelah tersingkir dalam pikiran utama bos Solskjaer.
Jujur saja, bahwa Manchester United lebih terlihat pada kedua gol terakhir ini sebagai Manchester United asli yang berkembang dewasa akhir-akhir ini sebelum kedatangan Cristiano.